Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berencana Ajukan Uji Materi ke MK, KPU Diingatkan Tak Timbulkan Kegaduhan

Kompas.com - 07/06/2016, 19:51 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com– Anggota Komisi II Arteria Dahlan menyesalkan sikap sejumlah pihak termasuk Komisi Pemilihan Umum yang menganggap bahwa Komisi II ingin mengekang independensi KPU dalam membuat peraturan.

Menurut dia, jika memang hal itu dipersoalkan, seharusnya diselesaikan saat pembahasan RUU Pilkada.

“Saya minta KPU menghentikan polemik terkait pasal-pasal yang ada di revisi UU ini. Jangan coba-coba menambah kegaduhan baru. Kan lucu KPU ini ikut membahas UU, tapi kok sekarang jadi keberatan,” ujar Arteria, melalui pesan singkat, Selasa (7/6/2016).

Hal ini terkait aturan dalam UU Pilkada yang baru direvisi, yang mengatur kewajiban KPU untuk berkonsultasi dengan Komisi II DPR apabila akan membuat sebuah peraturan.

Ia mengatakan, Komisi II tak akan menghalangi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam membuat peraturan.

Menurut Arteria, aturan ini hanya memastikan agar peraturan yang dibuat KPU sejalan dengan UU yang telah direvisi. 

Alasannya, hasil konsultasi bersifat mengikat.

“Kami belajar dari pengalaman pilkada serentak yang lalu di mana dalam banyak hal, hasil konsultasi dengan DPR yang sudah menjadi kesepahaman bersama dalam forum, justru tidak diatur dalam PKPU. Celakanya, terbukti menjadi masalah di kemudian hari,” kata politisi PDI Perjuangan ini.

Ia menambahkan, mekanisme rapat dengar pendapat umum akan digunakan dalam proses pembuatan peraturan.

Setiap orang yang berkepentingan dalam proses penyusunan peraturan itu dapat melihat langsung tahapan pembahasannya.

KPU sebelumnya menyatakan akan mengajukan uji materi UU Pilkada ke Mahkamah Konstitusi terkait pasal yang dianggap merusak independensi KPU sebagai penyelenggara pemilu.

Gugatan akan didaftarkan setelah UU hasil revisi itu diberi nomor oleh pemerintah.

Kompas TV Jika Ikut Pilkada, Anggota DPR "Kudu" Mundur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com