Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Tidak Punya Petunjuk Teknis untuk Pelaporan Dana Reses

Kompas.com - 13/05/2016, 13:03 WIB
Ayu Rachmaningtyas

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Indonesia Budget Center (IBC) Roy Salam mengatakan, DPR tidak memiliki petunjuk teknis (juknis) dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban kunjungan kerja (kunker).

Selama ini, ia menilai, inisiatif DPR juga rendah dalam hal pelaporan kunjungan kerja.

Menurut Roy, hal ini kemungkinan menjadi penyebab adanya potensi kerugian negara lebih dari Rp 900 miliar dalam kunjungan kerja perseorangan di DPR sesuai temuan Badan Pemeriksa Keuangan.

Juknis berfungsi sebagai petunjuk operasional DPR dalam penggunaan dana reses. 

Laporan pertanggungjawaban kunjungan kerja seharusnya bukan hanya foto kegiatan dan pengeluaran dana, tetapi lebih terperinci.

"Dalam laporan itu seharusnya ada siapa warga yang menyampaikan aspirasi dan apa tindak lanjutnya dari DPR. Dokumen itu dipegang untuk diperjuangkan kepada kepala daerah. Bukan hanya foto-foto dan pengeluaran tanpa ada tanda terima," kata Roy, saat dihubungi, Jumat (13/5/2016).

Selain itu, anggota DPR memiliki pemaknaan yang berbeda tentang kunjungan kerja. Hal ini, kata Roy, menyebabkan penggunaan dana kunjungan kerja tidak tepat sasaran.

"Setiap tahunnya anggaran untuk kunjungan kerja ini cukup besar dan naik setiap tahunnya. Namun tidak efektif penggunaanya," ujar Roy.

Ia memaparkan, kunjungan kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kunjungan kerja di masa reses, kunjungan kerja di luar masa reses yang dilakukan setahun sekali, dan kunjungan kerja komisi.

Dana untuk kunjungan kerja DPR itu digunakan untuk terkait penyerapan aspirasi. Namun, menurut Roy, tidak jarang anggota DPR menggunakannya untuk kegiatan bakti sosial (baksos) atau hanya untuk mengunjungi elit partai di tingkat lokal.

Roy berharap, DPR lebih tertib dalam pembuatan laporan keuangan.

Tata terib DPR mengatur bahwa setiap anggota DPR wajib membuat laporan tertulis kepada fraksi. Setelah dilaporkan, laporan itu wajib diberitahukan kepada publik.

"Ada juga anggota DPR yang inisiatif membuat blog tapi tetap tidak terperinci. Mana kita pernah dengar anggota DPR membuat konferensi pers atas laporan resesnya?" ujar Roy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com