JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Bidang Kemaritiman Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rokhmin Dahuri mengatakan, nelayan sebelumnya kesulitan mencari informasi akurat mengenai keadaan laut.
"Nelayan kalau pergi ke laut itu tergantung posisi tidur istri. Kalau ke kanan berarti melaut ke timur. Kalau ke kiri berarti melaut ke barat. Jadi nelayan gambling," kata Rokhmin di sela rapat koordinasi bidang kemaritiman PDI-P di Jakarta, Minggu (24/4/2016).
Kini, menurut Rokhmin, teknologi pun ikut membantu para nelayan dalam mencari informasi akurat mengenai keadaan laut.
Koperasi Jasa Gerakan Nelayan Tani Indonesia (Kopja Ganti), organisasi sayap PDI-P, bekerja sama dengan PT Media Rekayasa Lintas mengembangkan aplikasi Smart Fisheries atau nelayan pintar.
Rokhmin menuturkan, aplikasi itu membantu nelayan dalam mengetahui lokasi ikan sesuai zona penangkapan, perkirakan kondisi cuaca, kondisi gelombang laut, dan estimasi harga ikan di tempat pelelangan.
Smart Fisheries dikembangkan sebagai fungsi tambahan dari sistem vessel management system (VMS) yang wajib digunakan seluruh kapal.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menawarkan diri untuk melakukan uji coba apilasi tersebut. Menurut Ganjar, ukuran kapan nelayan melaut sudah bisa diterapkan.
"Nelayan kita tidak boleh lagi mencari ikan, dia harus menangkap ikan. Ukuran kapan melaut harus digitalisasi," kata Ganjar.
Ganjar mengakui aplikasi Smart Fisheries tidak dapat diterapkan untuk seluruh nelayan. Aplikasi Smart Fisheries, tambah Ganjar, baru digunakan untuk kapasitas kelas menengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.