Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kartini Tak Mau Bangsanya Jadi Kebarat-baratan karena Pendidikan

Kompas.com - 21/04/2016, 09:09 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai perempuan yang dibesarkan dalam lingkup adat-tradisi yang kuat, Raden Ajeng Kartini mengagumi kemandirian perempuan-perempuan Belanda.

Kartini kagum dengan mereka yang bisa menempuh pendidikan tinggi hingga mendapatkan pekerjaan yang dicita-citakannya.

Bisa dibilang Kartini iri dengan sosok perempuan mandiri, bisa melakukan berbagai aktivitas tanpa harus melakukan pernikahan dini dan hidup dalam pendampingan atau pengawasan suaminya.

Sebaliknya, Kartini tidak menyukai keadaan perempuan Jawa yang pada masa hidupnya sekitar tahun 1900-an, tidak mampu mengenyam pendidikan dan mendapatkan pekerjaan layaknya laki-laki.

Perempuan Jawa saat masih usia belia justru sudah dijodohkan dengan laki-laki yang tidak dikenalnya dan harus mengabdi sebagai istri dan ibu rumah tangga yang baik.

Untuk mengubah keadaan saat itu, Kartini pun bertekad untuk bisa bersekolah di Belanda. Dia ingin memulai dari dirinya sendiri dan menunjukkan kepada para perempuan Jawa mengenai pentingnya pendidikan.

Namun, bukan berarti Kartini menginginkan agar perempuan Jawa sepenuhnya mencontoh kehidupan dan budaya perempuan Belanda.

Dalam suratnya kepada Rosa Abendanon, 10 Juni 1902, seperti dikutip dari buku Surat-surat Kartini. Renungan tentang dan untuk Bangsanya (1979) yang diterjemahkan Sulastin Sutrisno, Kartini menulis:

"Kami sekali-kali tidak hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang-orang setengah Eropa atau orang-orang Jawa Kebarat-baratan. Dengan pendidikan bebas kami bertujuan terutama sekali akan menjadikan orang Jawa sebagai orang Jawa sejati, orang Jawa yang dijiwai dengan cinta dan semangat untuk tanah air dan bangsanya."

Kartini yang saat itu berusia 23 tahun mengaku ingin mengkombinasikan budaya perempuan Eropa yang dianggapnya positif, dengan budaya perempuan Jawa yang positif pula. Dia yakin akan lahir perempuan Jawa yang luar biasa dari kombinasi itu.

"Dengan penyilangan tanaman atau binatang dari berbagai macam diperoleh jenis tanaman atau binatang unggul. Tidak demikiankah halnya dengan adat istiadat bangsa-bangsa?"

Salah satu yang ingin dipelajari Kartini apabila bersekolah di Belanda adalah mengenai kedokteran, khususnya mengenai tubuh manusia.

Kartini yang bercita-cita menjadi guru ingin mempelajari hal itu di Belanda nan jauh di sana, dan membawa ilmunya kembali ke Indonesia untuk disebarkan ke perempuan-perempuan Jawa.

"Suatu ketika akan terjadi dalam hidup manusia, lebih-lebih perempuan, harus berdiri di depan ranjang sakit orang-orang yang dicintai atau yang belum dikenal. Celaka benar kalau kita tidak dapat berbuat sesuatu."

Di akhir suratnya ke Rosa Abendanon, Kartini pun meminta persetujuan Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda JH Abendanon, suami Rosa, untuk dapat bersekolah di Belanda.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com