Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Peristiwa 1965, Sintong Tantang Buktikan jika Korban di Jateng 100.000 Orang

Kompas.com - 18/04/2016, 16:10 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Letnan Jenderal (Purn) Sintong Panjaitan angkat bicara mengenai peristiwa 1965 dalam Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965.

Menurut dia, setelah Letkol Untung mengumumkan pembentukan dewan revolusi melalui radio RRI, Jawa Tengah merupakan daerah pertama yang merespons peristiwa tersebut.

Salah satu perwira angkatan darat, Kolonel Herman, mengambil alih Kodam dan menyatakan dukungannya kepada pembentukan dewan revolusi.

"Daerah yang bereaksi pertama kali itu adalah Jateng. Suasana di sana paling gawat. Jateng menjadi target utama pembersihan, daerah darurat militer," ujar Sintong, saat memberikan kesaksian di Simposium Nasional, Jakarta Pusat, Senin (18/4/2016).

Setelah itu, satuannya ditugaskan melakukan operasi pemulihan keamanan dan ketertiban di Jawa Tengah. (baca: Soal Peristiwa 1965, Luhut Tegaskan Pemerintah Tak Akan Minta Maaf)

Sintong memimpin Peleton 1 di bawah kompi Tanjung beroperasi memberantas pendukung G30S di Semarang, Demak, Blora, Kudus, Cepu, Salatiga, Boyolali, Yogyakarta hingga lereng timur Gunung Merapi.

"Tindakan pertama menguasai kantor wali kota Solo. Banyak mayat bergelimpangan dari golongan agama," ungkapnya.

Ia pun menegaskan bahwa tidak ada pembunuhan saat dirinya melakukan aksi penangkapan. Ia mengakui ada satu yang ditembak mati karena melarikan diri. Itu pun, kata Sintong, orang yang tidak sehat secara kejiwaan.

Sintong membantah terdapat 100.000 korban jiwa akibat operasi yang ia lakukan di daerah Jawa Tengah.

"Saya berikan tantangan untuk tunjukkan data. Buktikan temuan tim pencari fakta yang bilang 100.000 orang meninggal di daerah Jawa Tengah. Kalau bisa membuktikan peristiwa tahun 65, tunjukkan di mana mayat-mayatnya dan siapa saja yang mati," tegasnya.

Selain itu, Sintong tidak menampik bahwa RPKAD memang melakukan aksi penumpasan terhadap Partai Komunis Indonesia.

Hal tersebut dilakukan karena merupakan bagian dari tugas tentara melindungi rakyat Indonesia.

"Karena kami harus lindungi masyarakat. Masyarakat sendiri senang kami di sana (Jawa Tengah)," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com