Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Kasus HAM Masa Lalu, Setara dan Keluarga Korban Temui Wantimpres

Kompas.com - 29/03/2016, 10:28 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setara Institute beserta sejumlah keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu menemui Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Selasa (29/3/2016). Dalam rombongan tersebut, turut hadir Rohaniwan Romo Benny Susetyo.

Mereka diterima Ketua Wantimpres Sri Adiningsih dan anggota Sidarto Danusubroto. 

Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menuturkan, pertemuan tersebut digelar untuk menyikapi rencana pemerintah membentuk komisi penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu.

"Kita mau ketemu Wantimpres selain untuk mendiskusikan hal itu, juga untuk meluruskan mekanisme kerja yang seharusnya dilakukan oleh komisi pelanggaran HAM masa lalu itu," kata Bonar di Gedung Wantimpres, Veteran, Jakarta Pusat, Selasa.

Bonar menjelaskan, pihaknya akan mengusulkan agar nama komisi tersebut menjadi komisi pengungkapan kebenaran dan pemulihan korban. 

Komisi tersebut, lanjut dia, dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden dan berisikan orang-orang bijak. Namun, tak berasal dari instansi pemerintahan.

Bonar menegaskan, dua poin terpenting adalah pengungkapan kebenaran. Lalu, memutuskan apakah penyelesaiannya melalui jalur yudisial atau non-yudisial.

"Prinsipnya harus punya integritas, imparsial dan punya rekam jejak yang baik dalam perjuangan kemanusiaan," ujarnya.

Pertemuan dimulai pukul 10.00 WIB dan berlangsung tertutup. Media hanya diperbolehkan meliput di awal pertemuan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com