Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Jadi Dibangun, Perpustakaan DPR Jangan Hanya Jadi Gedung Tak Berpenghuni

Kompas.com - 28/03/2016, 19:37 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana pembangunan perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara bergulir di komplek Dewan Perwakilan Rakyat.

Namun, Dosen Komunikasi Politik Universitas Bengkulu Lely Arrianie mempertanyakan, apakah para Anggota DPR sendiri siap menumbuhkan budaya baca mulai dari diri mereka sendiri.

Menurut Lely, sejauh ini para wakil rakyat lebih banyak memanfaatkan tenaga ahli atau staf ahli. Tak begitu terlihat apakah mereka merupakan pribadi yang gemar membaca dan patut dicontoh publik.

Jika memang mereka siap untuk menumbuhkan budaya baca, maka menurutnya, perpustakaan itu layak dibangun.

"Saya pernah memanfaatkan perpustakaan DPR itu untuk penelitian. Dua tahun penelitian di sana 2003-2004 saya memang merasakan sangat kurang," ujar Lely saat dihubungi, Senin (28/3/2016).

Namun, lanjut dia, saat ini perkembangan teknologi sudah canggih. Sehingga apa yang dicari di perpustakaan tak harus dicari di perpustakaan DPR saja melainkan banyak alternatif lain.

Kalau pun jadi dibangun, ia berharap kelak masyarakat bisa lebih leluasa masuk ke sana untuk memahami keparlemenan, sistem kenegaraan, dan lain sebagainya.

Sementara perpustakaan yang ada saat ini, tak hanya akses masyarakat yang terbatasi, namun publikasi terhadap keberadaan perpustakaan DPR itu sendiri masih terlalu minim. Apalagi, penjagaan dan pengawasan yang cukup ketat bagi orang-orang yang masuk ke kompleks parlemen.

"Harus meninggalkan tanda pengenal, KTP segala macam. Di gerbang screening-nya luar biasa. Masuk kantin saja enggak bisa sembarangan," tutur dia.

Ia mengkhawatirkan nantinya bangunan perpustakaan tersebut hanya menjadi gedung megah kelas internasional yang hanya eksklusif bagi kalangan atas.

"Mereka harus siap untuk menjadikan perpustakaan sebagai kebutuhan. Bukan hanya jadi gedung yang tak berpenghuni. Buku-buku hanya dipajang," kata Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya Jakarta itu.

Jika perlu, persyaratan yang ketat bagi pengunjung pun diperlonggar saat kelak wacana perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara itu terealisasikan. Terutama, lanjut Lely, bagi orang-orang yang memang berkepentingan untuk mencari pengetahuan dan membuat tulisan yang bermutu.

Bahkan, jika perlu perpustakaan tersebut dibuka 24 jam untuk memenuhi kebutuhan publik.

"Bila perlu disiapkan bagi pembaca nyaman di dalamnya. Jadi para anggota DPR juga jangan membiarkan fasilitas yang ada menjadi mubazir," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com