Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Ogan Ilir Diduga Pengguna Sekaligus Pengedar Narkoba

Kompas.com - 15/03/2016, 12:43 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bupati Ogan Ilir AW Nofiadi Mawardi diduga tidak hanya sebagai pengguna narkotika, tetapi juga pengedar. Hal tersebut didasari informasi yang diperoleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.

"Katanya, dia (Nofiadi) jadi pengedar, bukan hanya pengguna," ujar Luhut saat ditemui di Kantor PPATK, Jakarta, Selasa (15/3/2016).

Luhut mengaku akan menanyakan informasi tersebut lebih lanjut. Ia juga akan menanyakan soal sanksi administrasi, mengingat Nofiadi masih bersatus sebagai Bupati Ogan Ilir. (Baca: Presiden Prihatin Ada Bupati "Nyabu")

"Soal administrasi nanti akan saya tanya, itu kan dua hal, ada masalah administrasi, dan juga masalah yang katanya jadi dealer, bukan hanya pengguna," kata Luhut.

Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso sebelumnya mengatakan, sejak tiga bulan lalu, pihaknya sudah mendapat informasi soal Nofiadi yang kerap memakai narkoba.

(Baca: Jelang Pilkada, BNN Sempat Hentikan Penyelidikan Kasus Bupati Ogan Ilir)

Awalnya, pihaknya menangkap salah satu pegawai negeri sipil (PNS) di rumah sakit jiwa di Palembang. PNS itu disangka mengedarkan narkoba.

PNS itu, kata Budi, mengaku memasok narkoba, salah satunya ke Nofiadi. Pihaknya lalu melakukan penyelidikan.

(Baca: Bupati Ogan Ilir Masih dalam Pengaruh Narkoba, Suka Tersenyum Sendiri)

Namun, kata Budi, penyelidikan dihentikan sementara lantaran Nofiadi menjadi calon bupati dalam Pilkada 2015. Langkah itu dilakukan untuk menghindari sangkaan negatif terhadap pihaknya yang dikaitkan dengan pilkada.

"Kami masih awasi," kata Budi dalam wawancara dengan Kompas TV, Senin (14/3/2016).

Rupanya, tambah Budi, ada info bahwa Nofiadi tetap memakai narkoba pasca-pelantikan sebagai kepala daerah. Penyelidikan kemudian dilanjutkan.

Pihaknya lalu mendapat info bahwa ada pemakaian narkoba di rumah pribadi Nofiadi di Jalan Musyawarah III, Kelurahan Karanganyar Gandus, Palembang, Minggu (13/3/2016) malam.

Budi menambahkan, petugas BNN menunggu dengan skenario melakukan penangkapan di luar rumah. Namun, setelah keluar, Nofiadi kembali ke rumahnya.

(Baca: Surya Paloh: Kasus Bupati Ogan Ilir di Luar Batas Toleransi)

"Ketika dikejar, dapat perlawanan. Kami temukan 18 orang di area rumah itu. Dengan upaya paksa, kami berusaha tangkap, walaupun ada perlawanan," kata Budi.

Saat pemeriksaan, menurut Budi, pihaknya tidak menemukan alat bukti. Namun, hasil pemeriksaan urine menunjukkan, lima orang, termasuk Nofiadi, dinyatakan positif menggunakan narkoba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com