JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme Al Chaidar menyebut bahwa banyak kelompok teroris di Indonesia mahir dalam membuat senjata berbahan kimia berbahaya.
"Sebab, tahun 2007 itu, ada sekitar 500 orang warga negara Indonesia (WNI) yang dilatih di Afghanistan," ujar Chaidar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/2/2016).
Pada tahun yang sama, pimpinan Al-Qaeda Osama Bin Laden memerintahkan para anak buahnya untuk mengembangkan senjata berbahan kimia berbahaya untuk menyerang musuh.
Kemudian, mereka melakukan uji coba dengan menyerang tentara Afhganistan yang dilatih oleh Amerika Serikat di dua kota di negara itu. (baca: Terinspirasi Sianida di Kopi Mirna, Teroris Rencanakan Racuni Polisi)
"Sejak saat itu, bahan kimia berbahaya terus digunakan kelompoknya hingga saat ini," ujar Chaidar.
Chaidar menambahkan, senjata berbahan kimia memang menjadi ancaman bagi Indonesia. Ia juga mengapresiasi langkah polisi yang terus memantau peredaran bahan kimia itu, meski beberapa kali masih ada peristiwa kecolongan.
"Ada baiknya bahan-bahan kimia yang dapat digunakan untuk senjata, harus diiperketat lagi," ujar dia. (baca: Intelijen Ungkap Teroris Berniat Racuni Makanan Polisi, Ini Instruksi Kapolri)
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sebelumnya menyatakan, di Indonesia, ancaman senjata kimia semakin meningkat. Laporan intelijen menyatakan demikian.
Namun, ancaman itu hanya ditujukan kepada polisi. Oleh sebab itu, dia menginstruksikan jajarannya untuk waspada jika sedang makan dan minum atau waspada terhadap orang tak dikenal memberikan sesuatu.
(baca: Waspadai Teror Racun, Kapolri Ingatkan Polisi Hati-hati Jajan di Warung)
"Ancaman terhadap Polri bukan hanya dengan bom atau senjata saja, saat ini. Tapi juga dengan racun itu," ujar Badrodin Senin (15/2/2016).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.