Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPATK: Dana Miliaran Masuk dari Timur Tengah pada 2015, Diduga untuk Teroris

Kompas.com - 15/01/2016, 08:22 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-teror bom di kawasan Sarinah, Jl. MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1/2016), Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) menyebutkan menemukan adanya aliran dana dari kawasan Timur Tengah ke Indonesia yang diduga kuat untuk membiayai aksi teror di tanah air.

"Kami lihat, sepanjang 2015, memang ada dana yang masuk dari Middle East area ke Indonesia dengan jumlah cukup besar, miliaran. Diduga kuat untuk pembiayaan teroris," ujar Wakil Ketua PPATK Agus Santosa, Jumat (15/1/2016).

Penelusuran itu, lanjut Agus, dilakukan atas permintaan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. PPATK menelusuri hingga beberapa tahapan atau 'layer' mulai dari pengiriman pertama hingga ke mana saja alokasi dana itu di Indonesia.

KOMPAS.com/NABILLA TASHANDRA Wakil Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Agus Santoso di Kantor PPATK, Jakarta, Senin (28/12/2015)
Dari situ, PPATK dan Densus 88 mengetahui secara pasti peta aliran dana jaringan teror di Indonesia, termasuk siapa-siapa saja orang yang terlibat.

Agus mengaku tidak dapat mengungkapkan seluruh detail aliran uang tersebut karena hal tersebut adalah rahasia negara serta menyangkut penyelidikan. Agus juga tak dapat merinci besaran biaya dari Timur Tengah yang dikirim khusus untuk aksi teror Sarinah. Namun, Agus memastikan bahwa negara terus bekerja mendeteksi gerakan-gerakan teroris.

"Intinya, PPATK membantu Densus 88 untuk membuka jaringan. Densus follow the suspect, kalau kami bagian membuka jaringan melalui aliran dana," ujar Agus.

Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan, PPATK mendeteksi ada aliran dana dari Bachrum Naim kepada jaringan ISIS ke Indonesia yang dikirimkan pada November 2015.

"Bulan November 2015, dia (Bachrum Naim) itu mengirimkan dana ke kelompok ISIS di Indonesia," ujar Badrodin, Kamis malam.

Bachrum adalah mantan napi kasus terorisme yang pernah ditangkap Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror pada 9 November 2010 di Solo atas tuduhan kepemilikan senjata api dan bahan peledak ilegal. Hakim menjatuhkan vonis dua tahun enam bulan penjara kepada Bachrum.

Selepas dari bui, dia hijrah ke Suriah untuk bergabung dengan Islam State of Iraq and Syria (ISIS). Dana tersebut dikirimkan kepada dua orang jaringan ISIS yang beraktivitas di Solo, Jawa Tengah. Badrodin juga enggan menyebutkan identitas dua orang tersebut.

Kompas TV Jokowi: Tangkap Para Pelaku Ledakan!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com