JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen Suwarjono menilai, teror terhadap tiga jurnalis di Lumajang, Jawa Timur adalah persoalan serius.
Jurnalis televisi dari TV One, Kompas TV dan JTV mendapatkan pesan singkat (SMS) berisi ancaman pembunuhan karena memberitakan kasus pembunuhan Salim Kancil.
Kepolisian didesak segera menangkap seluruh pelaku yang terlibat teror tersebut.
"Teror ini sangat serius. Ancamannya sangat serius karena ancamannya pembunuhan. Dan menyebutkan beberapa nama (dalam SMS)," ujar Suwarjono dalam jumpa pers di Kantor LBH Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (9/11/2015).
Dalam SMS tersebut, kata Suwarjono, disebutkan salah satu nama anggota Dewan yang selama ini dikaitkan dengan kasus Salim Kancil.
Pengirim SMS meminta agar informasi tersebut jangan sampai dibuka dan disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Suwarjono menuturkan, ancaman tersebut merupakan persoalan serius karena konflik di Lumajang masih berkembang dan membahayakan.
Aktivis anti-tambang di Lumajang juga masih mendapatkan teror. Kediaman Abdul Hamid sebelumnya dilempari batu oleh seorang warga yang merupakan adik dari tersangka kasus pembunuhan Salim Kancil.
Pelaku saat itu juga melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Abdul. (baca: Balas Dendam, Adik Tersangka Pembunuh Salim Kancil Lempar Batu ke Rumah Aktivis)
"Ini penting kenapa? Karena penguasa lokal, baik di level kecamatan maupun kabupaten Lumajang, sudah terbukti mereka terlibat dalam konspirasi aksi tambang ilegal ini," tutur Suwarjono.
Selain mendesak Kepolisian menuntaskan kasus tersebut, Suwarjono berharap Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban bisa melindungi ketiga wartawan itu.
"Apapun yang terjadi, kasus ini bisa diungkap sampai tuntas," kata dia.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono sebelumnya mengatakan, HL (40), seorang preman tambang asal Lumajang, sudah ditangkap petugas Polda Jatim pada Sabtu (7/11/2015) kemarin.
HL disangka menebar SMS ancaman kepada sejumlah wartawan yang meliput tambang ilegal. (baca: Preman Tambang Lumajang Sebar SMS Teror)
Salim dibunuh oleh belasan hingga puluhan orang pada Sabtu (26/9/2015) sesaat sebelum demo penolakan tambang pasir di Desa Selo Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
Dalam peristiwa itu, puluhan warga pro-penambangan pasir mengeroyok dua orang, yaitu Tosan dan Salim.
Salim tewas dengan luka bacok dan luka di bagian-bagian lain tubuh dalam kondisi tangan terikat. Adapun Tosan mengalami luka serius dan kini dirawat secara intensif di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang. Keduanya adalah aktivis penolak tambang di Selo Awar-Awar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.