Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dua Penyebab Kejahatan Seksual terhadap Anak Versi Menteri Yohana

Kompas.com - 02/11/2015, 13:37 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise menyebutkan, ada dua hal utama penyebab kejahatan seksual terhadap anak. Pertama, pelaku terlalu sering melihat tayangan pornografi dan yang kedua akibat kondisi ekonomi yang sangat rendah.

"Saya sempat wawancara pelaku yang berusia 34 tahun. Dia katakan bahwa ia terpengaruh tayangan pornografi yang sudah dilihat sejak usianya delapan tahun," ujar Yohana dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PP dan PA, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2015).

Menurut Yohana, pelaku tersebut adalah korban yang dipaksa untuk menonton tayangan pornografi oleh predator seksual semasa ia masih kecil.

Akibatnya, hal tersebut berpengaruh terhadap perilakunya saat dewasa. (Baca: Meski Telah Disetujui, Penetapan Hukuman Kebiri Perlu Melalui Kajian Ilmiah)

Menurut Yohana, meski dalam beberapa tahun terakhir pemerintah telah memblokir situs porno, gambar-gambar dan video berbau pornografi tetap dapat diakses.

Salah satunya ialah melalui jejaring sosial yang mudah diakses melalui ponsel yang terkoneksi dengan internet. (Baca: Diberi Tahu soal Hukuman Kebiri, Begini Reaksi Pencabul Anak)

Penyebab terjadinya kejahatan seksual anak lainnya adalah kemiskinan. Akibat kondisi ekonomi, para orangtua sibuk bekerja dan lalai melindungi anaknya.

Bahkan, banyak anak-anak yang tidak mendapat pendidikan. (Baca: Ketua MUI Lebak Tolak Wacana Kebiri bagi Paedofil)

Kementerian PP dan PA saat ini sedang mengkaji langkah yang akan diambil untuk mengatasi peredaran situs pornografi terhadap anak.

Rencananya, Yohana akan mengikuti seminar internasional di Abu Dhabi mengenai pemberantasan situs kejahatan seksual anak.

Selain itu, melalui Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak, Kementerian PP dan PA juga akan memberikan pendidikan bagi para orangtua dari kalangan ekonomi rendah, khususnya dalam melindungi anak dari bahaya pornografi dan predator seksual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com