JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan kanal dan embung di lahan gambut yang terbakar terus dilakukan prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera Selatan. Cara tersebut dinilai cukup efektif dalam upaya pemadaman api.
"Pembangunan kanal dan embung cukup membuat titik api berkurang. Penurunan titik api rata-rata mencapai 70 persen," ujar Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen Fransen G Siahaan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Fransen mengatakan, berbagai upaya pemadaman menggunakan pesawat dan hujan buatan sebenarnya telah dilakukan. (baca: Jokowi Senang Kanal Bersekat Terus Dibuat di Lahan Gambut)
Namun, upaya tersebut masih terkendala karena sebagian besar lahan yang terbakar adalah lahan gambut yang sulit dipadamkan dan mudah terbakar.
"Jika dilihat dari atas memang titik api kelihatan berkurang, tapi di bawah sebenarnya api masih merambat," kata Fransen.
Pembangunan kanal dinilai mampu menahan api agar tidak merambat ke lahan yang lebih luas. Kanal yang dibangun berdimensi lebar dari 3 meter hingga 12 meter dengan kedalaman sekitar 3 meter.
Sementara itu, prajurit TNI akan tetap dikerahkan di lokasi kebaran hutan dan lahan perkebunan. (baca: Panglima TNI Rotasi 1000 Prajurit untuk Penanganan Kabut Asap di Sumatera Selatan)
Untuk Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, masing-masing dikerahkan 1000 prajurit TNI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.