Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Arab Saudi Puji Jemaah Indonesia yang Dinilai Tertib

Kompas.com - 01/10/2015, 16:13 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa Bin Ibrahim al Mubarak memuji anggota jemaah haji asal Indonesia. Ia menilai, jemaah haji Indonesia cenderung tertib, disiplin, dan teratur dalam menjalankan ibadah haji jika dibandingkan jemaah dari negara lainnya.

"Taruhlah umat Islam di dunia semua seperti Indonesia, disiplin, teratur, mungkin tidak akan terjadi berdesak-desakan," kata Mubarak dalam diskusi yang digelar Partai Kebangkitan Bangsa di Kantor PKB, Jakarta, Kamis (1/10/2015).

Hadir dalam diskusi ini, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Utusan RI untuk Timur Tengah Alwi Shihab, Wakil Ketua Komisi VIII Malik Haramain, dan mantan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Anggito Abimanyu.

Al Mubarak juga menyampaikan bahwa banyak jemaah yang sebenarnya belum mengetahui tata cara berhaji ketika tiba di Tanah Suci. Berbeda dengan jemaah Indonesia yang dinilainya cenderung sudah paham tata cara berhaji. (baca: Fahri Hamzah: Wibawa Komunikasi Indonesia Rendah di Mata Arab Saudi)

Ia memuji pemerintah Indonesia yang dianggapnya telah memberikan pelatihan yang baik kepada calon jemaah haji sehingga mereka memahami tata cara berhaji ketika tiba di Tanah Suci.

"Indonesia sangat konsen mengenai bagaimana pelayanan yang baik dengan memberikan pelayanan yang baik, dengan memberikan pelatihan manasik dan sebagainya, bagaimana, di sini tempat thawaf, di sini lempar jumroh. Sehingga memberikan penerangan yang baik ketika di Tanah Suci. Kalau seperti ini umat Islam, tentu tidak akan terjadi desak-desakan," tutur dia.

Al Mubarak juga menyampaikan apresiasinya atas hubungan baik yang terjalin antara pemerintah Indonesia dengan Saudi, terutama yang berkaitan dengan penanganan tragedi Mina. (baca: Indonesia minta Arab Saudi Permudah Akses Identifikasi WNI Korban Mina)

Terkait dengan hal ini, Mubarak menyampaikan bahwa delegasi Indonesia telah berkunjung ke Saudi untuk membantu menangani korban tragedi Mina, terutama korban yang identitasnya belum jelas. Sejauh ini, menurut dia, pemerintah Saudi masih melakukaan investigasi atas tragedi di Mina yang menelan nyawa lebih dari seribu jemaah haji dari berbagai negara.

"Investigasi masih berjalan jadi dimohon sabar, sabar, dan sabar kita menunggu. Insya Allah setelah hasilnya diketahui, kita akan menyampaikannya, terutama kepada media di Indonesia, apakah ada kekeliruan manajemen atau tidak," ujar Al Mubarak.

Ia juga mengakui bahwa menyelenggarakan ibadah haji bukan suatu hal yang mudah. Diperlukan sarana pendukung yang harus dipenuhi Pemerintah Saudi sebagai pihak penyelenggara. Terlebih lagi, menurut dia, jumlah jemaah haji saat ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Pada 50 tahun lalu, kata Mubarak, jemaah haji yang datang ke Tanah Suci hanya ribuan orang. Kini, jumlahnya meningkat hingga jutaan orang setiap tahunnya. Peningkatan jemaah haji ini juga terjadi seiring dengan semakin mudahnya akses transportasi menuju Tanah Suci. (baca: Dubes Arab Saudi Sebut Biaya Perluasan Masjidil Haram 24 Miliar Dollar AS)

"Oleh karena itu bisa dibayangkan bagaimana tempat suci akan memerlukan perluasan dan penambahan," kata Mubarak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com