JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo kembali menggelar rapat terbatas berkaitan dengan paket kebijakan ekonomi III yang akan dikeluarkan dalam waktu dekat. Dalam wacananya, Jokowi memunculkan opsi menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.
Saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (1/10/2015), Jokowi meminta perumusan insentif jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Insentif itu dimaksudkan untuk meringankan beban masyarakat dan pengusaha. (Baca: Rieke Kritik Paket Ekonomi Jokowi yang Tak Sentuh Persoalan Tenaga Kerja)
"Saya kira paket ekonomi yang ketiga ini, jangka pendek, coba dilihat apakah memungkinkan bunga bank bisa turun dengan mengefisienkan biaya-biaya yang ada di dalam bank," ucap Jokowi.
Selanjutnya, untuk menjaga daya beli masyarakat, menurut Jokowi, program padat karya perlu ditingkatkan. Program tersebut ia sebut dapat dilaksanakan bersamaan dengan program pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
"Kemudian restrukturisasi UKM kita," ujarnya.
Jokowi menginginkan agar kerja pemerintah untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional dapat dirasakan secara konkret. Ia pun meminta Pertamina melakukan penghitungan untuk mencari kemungkinan menurunkan harga BBM.
"Coba dihitung sekali lagi oleh Pertamina, apakah masih mungkin (harga) premium itu diturunkan, meskipun hanya sedikit," kata Presiden.
Anggota Komisi XI DPR, Muhammad Misbakhun, sebelumnya mengapresiasi paket ekonomi tahap II yang mempercepat proses investasi dan pemberian fasilitas perpajakan. Namun, Misbakhun mengatakan, yang paling ditunggu saat ini adalah upaya pemerintah untuk memperbaiki daya beli masyarakat dengan menurunkan harga BBM bersubsidi.
Terlebih lagi, harga minyak dunia saat ini juga sudah turun pada kisaran 40 dollar Amerika Serikat per barrel. (Baca: Penurunan Harga BBM Ditunggu dalam Paket Ekonomi III)
"Tentunya kebijakan penurunan harga BBM ini akan sangat ditunggu oleh masyarakat dunia usaha," kata Misbakhun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/9/2015).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.