"Oh tidak betul sama sekali itu," kata Luhut.
Ia menegaskan, hingga kini, Pemerintah Indonesia masih terus berkoordinasi dengan Pemerintah Papua Niugini untuk membebaskan keduanya. Menurut dia, segala informasi intelijen yang diperoleh Pemerintah Papua Niugini terus dikomunikasikan dengan Pemerintah Indonesia.
"Kita menunggu satu-dua jam ini apa yang terjadi, apa yang dilajukan oleh pemerintahan PNG," ujarnya.
Luhut menekankan, pemerintah siap melakukan langkah apa pun untuk membebaskan WNI yang disandera.
"Dari Pemerintah Indonesia, kita siap melakukan langkah-langkah apa pun, tetapi dalam tetap koordinasi dari pemerintahan PNG," kata Luhut.
Dua WNI bernama Sudirman (28) dan Badar (20) yang disandera OPM itu merupakan penebang di perusahaan penebangan kayu di Skofro, Distrik Keerom, Papua Niugini. Selain menyandera Sudirman dan Badar, kelompok bersenjata itu juga menembak warga sipil lainnya, yakni Kuba. Pada saat kejadian, Kuba sedang memotong kayu di Kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom. Ia mengalami luka tembak serta panah dan masih dirawat di RS Bhayangkari.
Kepala Kepolisian RI Jenderal (Pol) Badrodin Haiti sebelumnya menolak tawaran barter dua WNI dengan dua tahanan narkoba. Menurut Badrodin, pembebasan WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata di Papua Niugini tersebut masih menunggu hasil negosiasi antara perwakilan Indonesia di negara tersebut dan Pemerintah Papua Niugini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.