Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres JK: Dalam Kondisi Begini, Jangan Bicara Kenaikan Upah

Kompas.com - 01/09/2015, 18:46 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bukan waktu yang tepat bagi buruh menuntut kenaikan upah di tengah sulitnya situasi ekonomi nasional. Ia meminta pengertian elemen buruh untuk bersama-sama menyelesaikan permasalahan ekonomi.

"Dalam keadaan begini kan jangankan kenaikan upah, sekarang kan bisa orang terjadi PHK (pemutusan hubungan kerja) malah kalau begini. Jangan dalam kondisi begini, jangan bicara kenaikan upah, itu belum waktunya juga," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (1/9/2015).

Kalla menanggapi aksi unjuk rasa yang digelar sejumlah elemen buruh di sejumlah daerah hari ini. Melalui aksi tersebut, para buruh menuntut sejumlah hal, termasuk kenaikan upah 22 persen.

Meskipun begitu, Kalla memahami hak buruh untuk menggelar aksi unjukrasa. Ia hanya mengingatkan agar para buruh turut meningkatkan produktivitas demi mendorong perbaikan ekonomi.

"Mari kita selesaikan bersama-sama, bahwa kerja efisien, harus kita tingkatkan produktivitas, pada akhirnya kita menghemat. Hanya itu yang bisa kita selesaikan," ujar Kalla. (Baca: Menteri Hanif Dorong Upah Buruh Naik Setiap Tahun)

Seusai berunjuk rasa sore ini, perwakilan elemen buruh diterima untuk berdialog bersama lembaga kementerian yang berkaitan dengan penanganan buruh dan tenaga kerja. Pertemuan para buruh dengan unsur pemerintah berlangsung di Kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan di Jakartaa tadi.

Hadir dalam pertemuan itu, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menteri Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, dan pimpinan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Selain menuntut kenaikan gaji, para buruh menuntut turunya harga bahan bakar minyak dan sembilan bahan pokok, menolak pemutusan hubungan kerja akibat pelemahan rupiah dan perlambatan ekonomi, menolak pekerja asing atau mewajibkan pekerja asing berbahasa Indonesia, serta menuntut perbaikan layanan kesehatan. (Baca: Pebisnis Khawatirkan Efek Unjuk Rasa Buruh)

Elemen buruh juga menuntut agar pekerja kontrak dan outsourcing diangkat menjadi karyawan tetap, serta guru honorer diangkat menjadi pegawai negeri sipil. Mereka menuntut pula revisi peraturan pemerintah jaminan pensiun setara dengan PNS, meminta pembubaran pengadilan hubungan industrial, menuntut pemidanaan terhadap perusahaan yang melanggar aturan keselamatan dan kesehatan kerja, serta meminta pengesahan Rancangan Undang-Undang Pembantu Rumah Tangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com