"Saya telepon karena dia kirim SMS karena kantornya digeledah," kata Sofyan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (31/8/2015).
Sofyan mengatakan, ia langsung menelepon Lino seusai mengikuti rapat. Ia tidak mengetahui jika ternyata Lino sedang diwawancarai wartawan saat menerima telepon darinya. Menurut Sofyan, Lino sangat emosional ketika menerima telepon tersebut. Oleh karena itu, ia tidak terlalu kaget jika Lino berbicara dengan nada tinggi, bahkan mengancam akan mengundurkan diri karena tidak terima kantornya digeledah.
"Rupanya dia lagi di tengah wartawan, dia marah, dia lagi emosi sekali, maka dia bukalah itu. Padahal, saya cuma katakan empati saja, ingin tanya apa perkaranya," ungkap Sofyan.
Sebelumnya, RJ Lino mengancam akan mengundurkan diri karena tim Bareskrim Mabes Polri menggeledah kantornya. Lino terkejut saat mengetahui kantornya digeledah tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Ini contoh enggak baik untuk negeri ini. Kasih tahu Presiden, 'Pak, kalau caranya begini, saya berhenti saja besok,'" kata Lino, melalui sambungan telepon kepada seseorang yang disebutnya Sofyan Djalil, seperti disiarkan Kompas TV, Jumat (28/8/2015) malam.
Dalam waktu dekat, penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri akan memeriksa Lino terkait dugaan korupsi pengadaan mobile crane. Diduga, proses tendernya menyalahi prosedur karena menelan biaya hingga Rp 45 miliar.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Victor E Simanjuntak di Mabes Polri, Jakarta, Jumat, mengatakan, polisi menyita 26 bundel dokumen dari kantor Lino.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.