Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Menduga Ada Upaya untuk Menggagalkan Pilkada Surabaya

Kompas.com - 31/08/2015, 09:42 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Amanat Nasional Viva Yoga Mauladi menduga, ada upaya dari pihak-pihak lain untuk menggagalkan pelaksanaan pilkada serentak 2015 di Kota Surabaya. Menurut Viva, setidaknya terjadi dua kali upaya untuk menggagalkan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota yang diusung PAN.

"Sepertinya, ada upaya sengaja untuk menggagalkan Pilkada Surabaya," ujar Viva kepada Kompas.com, Senin (31/8/2015).

Pertama, menurut Viva, PAN gagal mencalonkan pasangan Dhimam Abror dan Haris Purwoko dalam pendaftaran tahap pertama untuk menyaingi Tri Rismaharini dan Whisnu Sakti Buana yang diusung PDI-P di Kota Surabaya. Beberapa saat seusai mendaftar, calon wakil wali kota, Haris Purwoko, sempat menghilang dan kemudian menyatakan mengundurkan diri dari pencalonan.

Kedua, upaya penggagalan terjadi saat KPU Surabaya mengumumkan penetapan nama-nama calon kepala daerah, Minggu (30/8/2015). KPU Surabaya hanya meloloskan pasangan Risma dan Whisnu, sementara pasangan Rasiyo-Dhimam Abror Djuraid, yang diusung PAN dan Partai Demokrat, dinyatakan tidak lolos dalam tahap verifikasi administrasi.

Menurut Viva, alasan KPU Surabaya tidak masuk akal dalam menggugurkan pencalonan Rasiyo-Abror. KPU Surabaya menyatakan, ada perbedaan hasil scan surat keputusan (SK) DPP PAN yang diserahkan saat pendaftaran dengan SK DPP yang asli. Terkait hal ini, Viva mengatakan, DPP PAN telah menyerahkan lembar SK yang asli kepada seseorang tim pemenangan pasangan calon Rasiyo-Abror. Belakangan, baru diketahui bahwa seseorang yang diberi mandat tersebut tidak menyerahkan lembar SK yang asli kepada KPU Surabaya.

DPP PAN kemudian menerbitkan SK baru untuk menggantikan SK yang lama.

"PAN tidak main-main dalam melaksanakan prosedur dan mekanisme demokrasi. Pasangan yang diusung PAN dan Partai Demokrat siap berkompetisi dengan incumbent. Tidak ada istilah calon boneka atau calon jadi-jadian. PAN akan all out untuk memenangkan calon," kata Viva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com