JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu penyebab rendahnya penyerapan anggaran selama semester I tahun ini, dinilai akibat kurangnya keberanian dan kreatifitas kepala daerah dalam menggunakan anggaran. Untuk itu, partai politik disarankan lebih selektif dalam merekrut calon-calon kepala daerah.
"Solusinya adalah bagaimana parpol dapat melahirkan pimpinan yang mengerti kerjanya, punya kapasitas untuk memahami sistem dan melakukan pembenahan soal birokrasi anggaran," ujar Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah Robert Endi Jaweng, dalam diskusi Smart FM dan Populi Center, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/8/2015).
Menurut Robert, masalah birokrasi juga menyebabkan anggaran tidak terserap dengan baik. Kualitas kepemimpinan politisi di daerah bisa jadi menghambat, sehingga birokrasi tidak bisa berjalan secara optimal.
Politisi Partai Golkar, Eka Sastra, mengatakan, partainya selalu berusaha mencari calon pemimpin daerah yang mempunyai visi dan mampu bersinergi dengan seluruh jajarannya. Menurut dia, kepala daerah wajib memiliki manajemen pengelolaan anggaran yang baik.
Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto mengatakan, banyak kepala daerah yang takut menggunakan anggaran karena takut tersangkut kasus hukum. Ia menyarankan agar pemerintah membuat regulasi yang melindungi kepala daerah dalam menggunakan anggaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.