Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Bantu Pertemukan Wapres Jusuf Kalla dengan Istrinya

Kompas.com - 08/08/2015, 06:07 WIB
Dani Prabowo

Penulis


MAKASSAR, KOMPAS.com
 — Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku sangat berterima kasih dengan keberadaan Muhammadiyah. Ormas itu disebut memiliki andil besar dalam mempertemukan dia dengan istrinya, Mufidah Jusuf Kalla.

Bagaimana ceritanya?

Di hadapan ribuan muktamirin yang mengikuti penutupan Muktamar ke-47 Muhammadiyah, Kalla mengatakan, sejak dahulu, Muhammadiyah memiliki perhatian tinggi terhadap dunia pendidikan dan kesehatan. Khusus untuk dunia pendidikan, Muhammadiyah bahkan kerap mendatangkan guru-guru hebat yang merupakan kadernya dari suatu daerah untuk mengajar ke daerah lain.

"Bagaimana Muhammadiyah mengirim guru-guru sekolah Islam ke sini, termasuk Buya Hamka. Luar biasa. Kalau sekarang dinas pendidikan pun enggak sanggup kirim guru dari Sumatera ke sini," kata Kalla di Universitas Muhammadiyah Makassar, Jumat (7/8/2015).

Hal serupa juga dilakukan Muhammadiyah ketika memindahkan mertua Kalla ke Sulawesi Selatan. Saat itu, mertuanya tersebut di-dapuk untuk menjadi kepala sekolah di sebuah sekolah menengah pertama di Sulsel.

"Khususnya saya pribadi lebih spesial lagi karena Muhammadiyah mengirim guru ke sini. Maka, jadilah seorang kepala sekolah SMP Muhammadiyah di sini. Kemudian saya melamar anaknya jadi istri saya," kata Kalla disambut tawa muktamirin.

"Jadi, istilahnya, tanpa Muhammadiyah, nasib saya lain. Mungkin saya masih tinggal di Bone," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com