Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rahasia Tim TNI AD Kalahkan Tentara Amerika dan Eropa

Kompas.com - 04/06/2015, 21:06 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — Kemenangan tim TNI AD dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) beberapa waktu lalu membuat sejumlah negara besar kelabakan. Bahkan, panitia berniat membongkar senjata buatan Pindad tersebut karena perolehan medali yang begitu mencolok, yakni 30 dari 50 medali yang diperebutkan.

Menanggapi kemenangan tim TNI AD tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Pandjaitan mengatakan, Indonesia tidak berbuat curang. Saat mengobrol dengan manajemen PT Pindad di pabriknya di Bandung, Luhut bertanya kenapa tim Indonesia bisa menang.

Setelah mendengarkan penjelasan Pindad, Luhut menegaskan, tidak ada kecurangan dalam AASAM itu.

“Tadi saya tanya kenapa bisa menang, ternyata ada rahasianya. Saya pelatih menembak, saya paham itu (senjata). Mereka buat satu satuan yang runtun, tidak ada kecurangan. Lalu kenapa (Australia) minta dibongkar? Kalau menangnya (selisih) cuma dua atau tiga boleh saja. Kalau menang 30 dari 50, itu kebanggaan,” ujar Luhut seusai kunjungannya ke PT Pindad, Kamis (4/6/2015).

Kombinasi

Sementara itu, Direktur Utama PT Pindad Sylmi Karim mengatakan, kemenangan Indonesia disebabkan tiga kombinasi, yakni petembak, amunisi, dan senjata. Kemenangan Indonesia membuktikan bahwa petembak Indonesia mumpuni.

Sedangkan Pindad sendiri memiliki kemampuan dalam hal senjata dan amunisi. Ketiga kombinasi ini klop satu sama lain.

“Kemenangan ini sebagai bukti sudah saatnya memberikan kepercayaan tinggi kepada produk Indonesia. Kemenangan ini memperlihatkan kemampuan Indonesia bersaing dalam lomba. Kalau ini bisa diwujudkan dalam pengadaan produk pertahanan dan keamanan akan lebih indah lagi,” imbuhnya.

Misalnya, TNI ataupun Polri menggunakan semua produk dalam negeri dan memesan senjata dari Pindad. Bahkan, ke depan, Indonesia berpotensi bersaing dengan produsen luar negeri dalam pengadaan alat pertahanan.

“Jika selama ini anak-anak ditanya soal senjata tahunya M16, kita juga ingin di luar negeri anak-anak tahunya SS2,” kata dia.

Kemenangan ini berimbas pada bisnis penjualan senjata produksi PT Pindad. Sejumlah negara berniat membeli SS2. (Baca: Kalahkan Eropa dan AS, Senjata Pindad Diburu Lima Negara)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com