Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danjen Kopassus: Lebih Mudah Ajari Prajurit Menembak Dibanding Taat Aturan

Kompas.com - 03/06/2015, 18:16 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Doni Monardo mengaku tidak bisa menjamin prajuritnya tidak terlibat masalah kembali seperti perkelahian di salah satu kafe di Sukoharjo, Jawa Tengah. Namun, pihaknya akan terus berusaha mengubah kultur di lingkungan Kopassus.

"Apakah ini menjamin tidak akan terjadi lagi? Semua orang tidak ada yang bisa menjamin," kata Doni ketika berkunjung ke redaksi Kompas di Jakarta, Rabu (3/6/2015).

Hal itu dikatakan Doni menyikapi perkelahian di salah satu kafe di Solo yang melibatkan prajurit Kopassus. Peristiwa itu mengakibatkan Serma Zulkifli (39), anggota Bintara Sarban Dislog Derma Mabes AU, tewas dan sejumlah prajurit terluka. Dua tentara masih dirawat di rumah sakit di Yogyakarta.

Doni mengatakan, pihaknya selalu mengingatkan semua prajurit Kopassus untuk tidak membuat masalah. Pihaknya terus mengingatkan untuk mengubah sikap 3 M (melotot, marah, dan mukul) menjadi 3 S (senyum, sapa, dan salam).

"Tapi masih terjadi, kita mau bilang apa sudah seperti itu. Saya sangat menyesali, sangat prihatin atas peristiwa tersebut. Di tengah upaya kami para perwira Kopassus menegakkan disiplin, menegakkan aturan, membuat prajurit tertib dan taat hukum, ternyata dicederai peristiwa itu," kata Doni.

"Saya lebih mudah ajarkan mereka (prajurit Kopassus) menembak, bela diri, dibandingkan mengajari mereka untuk bisa taat aturan, bisa senyum dengan sesama. Ini PR bagi kami sekarang ini," tambah mantan Komandan Paspampres itu.

Doni mengaku sudah menginstruksikan agar dilakukan rotasi dalam Kopassus Grup II Kandang Menjangan. Pasalnya, sebagian anggota di satuan tersebut masih muda. (Baca: Berkat Rekaman CCTV, Tujuh Prajurit Kopassus Diserahkan ke Denpom Solo)

"Sehingga ada suasana baru, mudah-mudahan bisa membuat energi mereka tersalurkan pada hal-hal positif," ucap Doni.

Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada sejumlah pihak atas peristiwa tersebut. Doni mengaku bertanggung jawab atas tindakan prajuritnya. (Baca: Prihatin, Danjen Kopassus Minta Maaf soal Perkelahian di Solo)

Sebelumnya, Minggu (31/5/2015) malam, beberapa anggota TNI AU dikabarkan terlibat perkelahian dengan beberapa anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan di sebuah kafe di daerah Sukoharjo.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigadir Jenderal TNI Wuryanto menjelaskan, anggota Grup 2 Kopassus awalnya ingin melerai keributan yang terjadi antara anggota TNI AU dan masyarakat.

"Ributnya sama masyarakat. Anggota Kopassus mencoba melerai. Saat itu mengenakan pakaian preman. (Anggota) TNI AU-nya malah marah. Akhirnya terjadi ribut," kata Wuryanto seperti dikutip Antara.

Menurut dia, keributan sempat reda. Namun, begitu masuk tempat hiburan, mereka kembali baku hantam hingga ada yang terluka.

"Mereka sama-sama tak tahu (kalau anggota TNI)," ujarnya.

Wuryanto belum bisa memastikan berapa anggota Kopassus yang terlibat dalam perkelahian itu, kemungkinan tak sampai 25 anggota.

"Kita belum bisa memastikan, tetapi sudah ada beberapa yang diserahkan ke Polisi Militer," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com