Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Gema Hari Lahir Pancasila: Mengimplementasikan Pancasila pada Kehidupan Sehari-hari

Kompas.com - 01/06/2015, 09:56 WIB
advertorial

Penulis


Rangkaian peringatan Hari Lahir Pancasila dimulai dengan acara seminar kebangsaan pada Sabtu (30/5/2015) di Balai Kota Koesoemo Wicitra Blitar, Jawa Timur. Acara yang merupakan kerja sama antara Majelis Permusyawaratan Rakyat dan pemerintah Kota Blitar tersebut mengangkat tajuk Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Memperkokoh Etika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Acara tersebut dihadiri oleh Dr. TB Hasanuddin selaku Wakil Ketua Pengkajian MPR RI, Wali Kota Blitar Muhammad Samanhudi Anwar, SH, MH, dan Ketua Pengkajian MPR RI Martin Hutabarat. Pada pembukaan seminar, TB Hasanufdin mengatakan bahwa Pancasila adalah konsensus dan cita-cita bangsa, sehingga Pancasila harus dimaknai sebagai petunjuk arah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut Hasanuddin, tema seminar tersebut dapat menjawab berbagai tantangan bangsa hari ini dan masa depan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai ke-Indonesia-an.

"Pancasila menjadi penting bagi bangsa dan negara Indonesia menjadikan Pancasila sebagai poros utama dalam pelaksanaan sistem ketatanegaraan Indonesia, diantaranya dalam hal pengaturan hubungan antar lembaga-lembaga negara, upaya penegakan hukum, pelaksanaan demokrasi, menjalankan tata kepemerintahan yang baik, maupun pengaturan ekonomi negara, serta etika moral dalam kehidupan sosial budaya dan kemasyarakatan," kata politisi PDI Perjuangan itu.

Pancasila merupakan dasar, yang secara filosofis memuat nilai-nilai yang dibangun dan moralitas pengalaman hidup. Adapun secara historis merupakan kristalilasasi cara pandang hidup bangsa yang menjadi sejarah. Secara yuridis, Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 sebagai sumber dari segala sumber hukum. Secara sosiologis, Pancasila mampu beradaptasi dengan perubahan.

Seminar Nasional Kebangsaan yang dihadiri oleh 400 perserta ini merupakan rangkaian kegiatan dari Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945, yang akan peringati pada tanggal 1 Juni 2015 di Alun-alun Kota Blitar.

Selain seminar pada pagi hari, malam harinya Kota Blitar diramaikan dengan kirab dan pagelaran wayang kulit dengan cerita Pandawa Boyong.

"Momentum Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945 saat ini dirasakan sangat penting dan strategis di tengah situasi bangsa yang sedang menghadapi berbagai tantangan dan pengaruh globalisasi yang semakin luas, yang salah satunya membawa arus deras di segala sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, utamanya terkait dengan Etika Bangsa dan Nilai-nilai Pancasila," ujar TB Hasanuddin.

Ia berharap warga negara tidak menanggalkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia yang menjadi jati diri bangsa dan negara Indonesia. Pancasila merupakan sistem yang membuka peluang bermuaranya berbagai macam pemikiran, lontaran ide dan gagasan-gagasan. Dengan demikian Pancasila merupakan konsensus masyarakat, yang dinamis dan reformis, serta siap mengakomodasi kebutuhan zaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com