Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fraksi PKB Minta Pemerintah Serius Tangani Beras Plastik

Kompas.com - 24/05/2015, 15:50 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi PKB meminta pemerintah secara serius menangani kasus peredaran beras plastik di masyarakat. Selain itu, mereka juga mengusulkan agar DPR membentuk panitia khusus untuk menyelidiki persoalan ini.

"Masalah beras plastik ini serius. Negara harus hadir untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi masyarakat," kata Ketua Fraksi PKB Helmi Faisal Zaini saat menyampaikan keterangan di Kantor DPP PKB, Jakarta, Minggu (24/5/2015).

DPP PKB telah memerintahkan Fraksi PKB untuk menindaklanjuti kasus ini. Empat Komisi di DPR, yakni Komisi III, Komisi IV, Komisi VI, dan Komisi IX diminta untuk mendorong pembentukan pansus beras plastik ini.

Anggota Komisi III, Rohani, mengatakan bahwa pihaknya mengusulkan agar Komisi III segera memanggil Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti untuk mencari tahu alasan lambannya penanganan beras plastik ini.

"Beras ini kan dikonsumsi semua kalangan dari mulai bawah, menengah hingga ke atas. Untuk itu perlu penanganan cepat," kata dia.

Sementara itu, anggota Komisi IV, Daniel Johan, mengatakan bahwa perlu ada penanganan komprehensif antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Polri, dan Kementerian Kesehatan untuk mencegah meluasnya peredaran beras plastik.

"Pansus ini diharapkan dapat mengungkap dan menjelaskan bagaimana hal ini bisa terjadi," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta agar persoalan beras plastik ini tidak dibesar-besarkan. Menurut Jokowi, saat ini kasus beras plastik masih dalam penanganan.

"Kamu enggak usah gede-gedein, wong di satu tempat saja kok. Ini baru dilihat di labnya IPB, di labnya BPOM. Kalau sudah kami simpulkan, baru kita bicara. Jangan semua bicara, semua bicara, tetapi membesarkan masalah saja," kata Jokowi saat mengikuti car free day di Solo, Minggu (24/5/2015).

Sementara itu, JK menyatakan, hingga kini pemerintah belum mengetahui motif di balik peredaran beras plastik ini. "Saya yakin itu bukan sesuatu masalah besar karena motifnya kita tidak tahu," kata JK di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (23/5/2015).

JK memastikan, beras plastik ini muncul bukan karena masalah ekonomi. Sebab, harga beras belakangan ini relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat. "Saya tidak tahu motifnya, tidak tahu berasnya macam mana. Tetapi saya pikir masyarakat tidak perlu khawatir lah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com