Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Akan Dirikan Sekolah Partai

Kompas.com - 04/05/2015, 19:04 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Partai pemenang Pemilu 2014 berencana mendirikan sekolah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepastian pembangunan sekolah partai tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua DPP PDI-P Nusyriwan Sudjono seusai Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Panti Marhaen Prumpung, Kabupaten Magelang, Senin (4/5/2015).

"Saya ditugaskan untuk memimpin pembangunannya di Bantul. Sekolah ini akan berdiri di atas tanah seluas 3,5 hektar," katanya.

Menurut dia, sekolah partai nantinya merupakan ajang pendidikan bagi calon pemimpin daerah, baik eksekutif maupun legislatif.

"Sembari menunggu pembangunan gedung selesai, kurikulum sudah akan disiapkan," kata anggota Komisi V DPR RI ini.

Ia menuturkan, kurikulum di sekolah partai berisi tentang dasar-dasar internal partai dan konstitusi negara, termasuk empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.

Melalui pembekalan di sekolah partai ini, dia berharap kader-kader PDI-P yang diberikan amanat memimpin suatu daerah bisa berkontribusi positif untuk masyarakat dengan berpedoman pada norma dan aturan yang ada.

Selain itu, melalui sekolah partai, semua kader dari Sabang sampai Merauke, menurut dia, bisa memiliki kemampuan dan pengetahuan politik yang sama.

"Selama ini ada ketimpangan pengetahuan yang dimiliki tiap-tiap kader di berbagai daerah," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya menggandeng akademisi dalam proses pembuatan dan pelaksanaan kurikulum di sekolah partai.

"Seperti yang sudah kami lakukan selama ini. Sebelum jadi DPRD dan kepala daerah, kader sudah lalui tes psikologi, dengan menggandeng akademisi dari jurusan psikologi," katanya.

Ketua DPC PDI-P Kabupaten Magelang Saryan Adi Yanto menyambut baik pendirian sekolah partai tersebut, apalagi para kadrer akan dibekali berbagai macam pengetahuan di sana.

"Seperti program empat pilar berbangsa dan bernegara yang akan ada di kurikulum sekolah partai, ini sangat bagus mengingat saat ini jati diri bangsa mulai luntur dengan tekanan arus globalisasi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com