Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syarief: Kader yang Tolak SBY Jadi Ketum, Dia Tak Ingin Demokrat Menang

Kompas.com - 23/04/2015, 16:57 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan menyinggung kader-kader partai yang tidak ingin Susilo Bambang Yudhoyono terpilih lagi menjadi Ketua Umum Demokrat periode selanjutnya.

Hal itu disampaikan Syarief saat memberi sambutan dalam Rapimnas II Insan Muda Demokrat Indonesia di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (23/4/2015).

"Kalau ada yang tidak setuju SBY, berarti dia tidak ingin melihat Demokrat menang di 2019. Kalau dia tidak mau melihat partai ini jadi yang terbesar, berarti dia tidak mau SBY jadi pemimpin partai ini," ujar Syarief. (baca: Marzuki: Sebaiknya Pak SBY Jadi Negarawan, Jangan Diturunkan Lagi)

Syarief mengatakan, keberhasilan yang pernah dicapai Partai Demokrat hingga saat ini tidak lepas dari peran kepemimpinan SBY. Ia mengatakan, capaian suara sebanyak 10,19 persen pada pemilu 2014, adalah berkat figur SBY yang masih dipercaya oleh publik.

"Banyak pengamat pada satu tahun sebelum pemilu kemarin memprediksi Demokrat hanya mampu memperoleh suara di bawah 6 persen. Bahkan ada yang bilang Demokrat tidak akan lolos parliamentary treshold," kata Syarief. (baca: Marzuki Tagih Janji SBY)

Syarief menambahkan, pada Kongres Partai Demokrat yang akan diselenggarakan pada 11-13 Mei 2015, di Surabaya, sebagian besar kader partai di tingkat pusat dan daerah telah sepakat untuk memilih kembali SBY sebagai Ketua Umum Partai.

Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie sebelumnya menyarankan agar SBY tidak mencalonkan diri sebagai ketua umum dalam Kongres III Partai Demokrat.

Menurut Marzuki, ada segelintir elite DPP Demokrat yang mendorong SBY kembali maju dalam Kongres III sebagai calon ketua umum. Marzuki menilai elite Demokrat itu hanya ingin mendapat keuntungan pribadi dengan cara mendorong SBY kembali menjadi ketua umum secara aklamasi.

Marzuki yakin SBY tidak ingin kembali maju sebagai calon ketua umum. (baca: Marzuki Tak Ingin SBY seperti Pak Harto)

Ia berharap SBY memosisikan diri sebagai pengayom Partai Demokrat, dan meminta menepati janji hanya akan mengantar Demokrat selama masa transisi setelah digelarnya Kongres Luar Biasa di Bali, beberapa tahun lalu. (baca: Marzuki: SBY Punya Segalanya, Tak Mungkin Dilawan)

Bagi Marzuki, skenario politik yang dijalankan dengan cara menutup ruang bersuara kader hanya akan membawa dampak buruk dan menciptakan perpecahan di internal Demokrat. Marzuki berharap SBY memahami itu dan bisa memberikan jaminan bahwa Kongres III berjalan dengan adil, terbuka, dan demokratis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Wakasad Kunjungi Pabrik “Drone” Bayraktar di Turkiye

Nasional
Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Usung Anies di Pilkada Jakarta 2024, PKS Dianggap Menjaga Daya Tawar Politik

Nasional
Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Blusukan di Kalteng, Jokowi Kaget Harga Bahan Pokok Hampir Sama dengan di Jawa

Nasional
Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com