Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jusuf Kalla: Presiden dan Saya Juga Tamatan Dalam Negeri

Kompas.com - 06/04/2015, 13:22 WIB
Icha Rastika

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla ikut menyindir Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan yang menyatakan tengah menunggu enam lulusan universitas ternama dunia, Harvard University, untuk bergabung di Istana Kepresidenan. Menurut Kalla, tidak selamanya lulusan luar negeri bisa mengimplementasikan ilmunya dengan baik.

"Yang pintar biasanya jadi konsultan, tapi jadi pelaksana biasanya beda lagi. Boleh Anda pintar, tapi implementasinya tidak terlalu bisa. Banyak orang yang tidak sekolah tinggi, tapi bisa implementasi dengan baik," kata Kalla di kediaman pribadinya di Jalan Haji Bau, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (6/4/2015).

Kalla juga mengingatkan bahwa pemimpin negeri ini, yakni Presiden Joko Widodo dan dirinya bukan lulusan luar negeri.

"Presiden, saya, juga tamatan dalam negeri. Anda semua wartawan bagus juga tidak mesti lulusan Harvard kan. Menteri-menteri tidak ada yang lulusan Harvard," ujar Kalla.

Aksi menyindir Luhut terkait lulusan Harvard sebelumnya dilakukan politisi Partai Nasdem Akbar Faizal. Dalam tulisan yang juga beredar di media sosial, Akbar menyinggung rencana Luhut yang akan merekrut lulusan Harvard. (Baca suratnya di tautan ini: Akbar Faizal Curhat soal Rencana Luhut Rekrut Alumnus Harvard)

Akhir pekan lalu, Luhut mengungkapkan bahwa dia sedang menunggu enam lulusan universitas ternama dunia, Harvard University, untuk bergabung di Istana Kepresidenan. Keenam orang itu dikabarkan segera bergabung pada Juli 2015 mendatang.

Meski begitu, profil dan portofolio keenam orang alumnus perguruan tinggi bergengsi di Negeri Paman Sam, bahkan dunia, itu belum diungkap Luhut. Nantinya, keenam alumnus Harvard itu akan melengkapi sejumlah deputi yang membantu tugas Luhut Panjaitan.

Adapun deputi Luhut itu adalah Darmawan Prasodjo (Deputi I Bidang Monitoring dan Evaluasi), Yanuar Nugroho (Deputi II Bidang Pengelolaan dan Kajian Program Prioritas), Purbaya Yudhi Sadewa (Deputi III Bidang Pengelolaan Isu Strategis), Eko Sulistyo (Deputi IV Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi), dan terakhir Brigjen Andogo Wiradi (Deputi V Bidang Analisis Data dan Informasi Strategis).

Baca juga: Cerita di Balik Penunjukan Lima Deputi Luhut Binsar Panjaitan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com