Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua PBNU: Masjid Milik Kakek Fuad Amin Tak Mungkin Hasil Korupsi

Kompas.com - 24/03/2015, 12:43 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Slamet Effendi Yusuf menyayangkan penyitaan masjid milik kakek Ketua DPRD nonaktif Bangkalan Fuad Amin, Syaikhona Muhammad Kholil. Masjid tersebut disita Komisi Pemberantasan Korupsi karena berdiri di tanah atas nama Fuad.

"Itu masjid lama, tidak mungkin hasil korupsi. Sekali pun Fuad cucunya," ujar Slamet saat dihubungi, Selasa (24/3/2015).

Slamet mengatakan, Muhammad Kholil atau yang kerap disapa Kiai Kholil itu merupakan guru dari pendiri NU sehingga menjadi panutan. Menurut Slamet, tak jauh dari masjid tersebut juga terdapat makam Kiai Kholil yang kerap dikunjungi peziarah.

"Banyak orang yang datangi, dari seluruh Jawa mungkin datang. Jangan sampai terkesan makam Kiai Kholil berada di dalam bangunan hasil korupsi," kata Slamet.

Slamet mengatakan, masjid tersebut telah berdiri jauh sebelum Fuad menjadi Bupati Bangkalan. Oleh karena itu, kata dia, KPK harus cermat dalam menyita aset-aset Fuad.

"Jangan semua yang berbau Fuad dibilang korupsi. Jadi, jangan main disita," kata Slamet.

Saat bersaksi dalam sidang perkara jual beli gas alam Bangkalan di Pengadilan Tipikor, Fuad menyatakan bahwa masjid warisan turun temurun dari leluhurnya turut disita KPK. Masjid tersebut disita karena berdiri di lahan yang diduga hasil korupsi.

"Terpuruk saya, Masjid Martajasa, masjid Mbah saya yang keramat itu terampas karena tanahnya disita karena atas nama saya," ujar Fuad. (baca: Fuad Amin: Masjid Keramat Milik Mbah Saya Dirampas)

Fuad mengatakan, banyak dari aset tersebut yang dimiliki keluarganya sejak tahun 1925. Tidak hanya itu, Fuad juga menyesalkan aset yang dimilikinya hasil bekerja puluhan tahun pun disita. Padahal, kata Fuad, keluarganya sudah dikenal kaya, bahkan jauh sebelum dirinya menjadi Bupati Bangkalan.

"Mohon maaf, (harta) saya bukan hanya dari bupati itu saja. Bupati tidak ada artinya buat saya, tidak ada apa-apanya buat saya," kata Fuad. (baca: Fuad Amin: Saya Orang Terkaya di Bangkalan)

"Saya harap Pak Taufiequrachman Ruki (ketua sementara KPK), saya buat pakta integritas bupati seluruh Jawa Timur tidak korupsi agar Pak Ruki meneliti lagi aset-aset leluhur yang dirampas," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com