Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Somasi Polri terhadap Komnas HAM karena Ketidaktegasan Jokowi

Kompas.com - 13/03/2015, 18:51 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Human Rights Working Group (HRWG) Rafendi Djamin menilai, somasi terhadap Komisi Nasional hak asasi manusia (HAM) yang dilayangkan penyidik Badan Reserse Kriminal Mabes Polri merupakan suatu kemunduran dalam penegakan HAM. Menurut dia, somasi terhadap Komnas HAM belum pernah terjadi pada masa presiden sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono.

"Enggak pernah ada, baru sekarang. Ya kita bisa melihatnya seperti itu (suatu kemunduran)," kata Rafendi, di Jakarta, Jumat (13/3/2015).

Rafendi menilai, adanya somasi yang dilayangkan kepada Komnas HAM ini merupakan efek dari ketidaktegasan Jokowi sebagai Presiden. Seharusnya, menurut dia, Jokowi mengeluarkan perintah tegas agar Kepolisian menarik somasinya.

"Polri katakan belum ada perintah yang konkret. Nah, konkretkan dong. Harus ada perintah yang jelas," kata dia.

Jika Jokowi tegas, kata Rafendi, sebaiknya ia memanggil Pimpinan Polri dan meminta Polri untuk menarik somasi tersebut. Bahkan, Jokowi sedianya bisa menjatuhkan sanksi kepada anggota Polri yang tidak menjalankan instruksi tersebut. Rafendi mengatakan, kebijakan Jokowi ini bertentangan dengan tren kebijakan pemerintahan sebelumnya. 

"Kriminalisasi masih terjadi, masalah Komnas HAM ini, efektifitas pemerintahan presiden ini bagaimana?" kata Rafendi.

Menurut Rafendi, somasi ini berkaitan dengan upaya kriminalisasi terhadap penegak hukum dan penegak HAM. Meski independen, kata dia, Komnas HAM tetap menjadi bagian dari proses penegakan hukum dan HAM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com