Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Hanura Melepas Wiranto

Kompas.com - 14/02/2015, 19:40 WIB


KOMPAS.com - Teriakan ”Hidup Wiranto” membahana saat Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat itu, Jumat (13/2), memasuki arena tempat pembukaan Musyawarah Nasional II Partai Hanura di Surakarta, Jawa Tengah.

Ribuan kader Hanura yang memakai baju berwarna oranye memenuhi ballroom. Beberapa di antara mereka mengambil kesempatan tersebut untuk bertemu dan bersalaman dengan Wiranto.

Di dalam arena munas yang berlangsung pada 13-15 Februari 2015, tiga foto Wiranto berukuran besar telah dipasang di kedua sisi dinding, seperti menegaskan pentingnya Wiranto dalam tubuh Partai Hanura.

Ketika Wiranto berpidato, berulang kali tepuk tangan bergemuruh. Teriakan ”Hidup Wiranto” pun beberapa kali kembali terdengar. Di acara pembukaan munas, sosok dan karisma Wiranto masih terlihat kuat memesona para kadernya.

Hampir pasti, Wiranto terpilih kembali memimpin Hanura periode 2015-2020 pada munas tersebut. Ini artinya sudah tiga periode pria berusia 67 tahun itu memimpin Partai Hanura.

”Wiranto sebagai pendiri tahu persis ide dan gagasan dari berdirinya Hanura. Selain itu, Wiranto juga memaparkan strategi untuk meningkatkan elektabilitas partai dan rencananya memberi ruang bagi regenerasi. Oleh karena itu, segenap komponen meminta Wiranto memimpin Hanura kembali,” ujar Sekretaris Jenderal Partai Hanura Dossy Iskandar. Atas keinginan itu, Wiranto telah mengatakan kesediaannya.

Kaderisasi

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, menuturkan, Hanura seperti partai politik Indonesia lainnya yang cenderung belum sungguh-sungguh menjadi pilar utama demokrasi dan aset negara.

Penggagas dan pendiri partai cenderung menjadi pemilik sekaligus tokoh sentral. Ini membuat budaya politik yang terbangun cenderung dari atas ke bawah, mengedepankan senioritas, dan kurang transparan. ”Dampak negatifnya sirkulasi elite kurang lancar, pergantian ketua umum partai atau regenerasi partai mandek,” katanya.

Parpol yang seharusnya menjadi rumah demokrasi dan tempat para kader berlatih melaksanakan nilai-nilai demokrasi, seperti kontestasi dalam munas atau kongres, menjadi tidak mungkin. ”Jika di internal partai saja para kader tak dibiasakan berkontestasi dalam artian positif, bagaimana kader-kader harus menghadapi kontestasi di pemilu atau pilkada?” tanya Siti.

Tentunya segenap komponen Partai Hanura menginginkan partainya terus berkembang. Jadi, jika Wiranto kembali dipilih untuk memimpin, menjadi tanggung jawab semua kader partai itu untuk menjadikan Hanura sebagai rumah demokrasi. (APA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com