Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KY Sesalkan Polisi Persilakan Pendukung BG Teriak-teriak di Halaman PN Jaksel

Kompas.com - 02/02/2015, 17:07 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan polisi mempersilakan pendukung Budi Gunawan masuk ke halaman Pengadilan Negeri Jakarta Selatan disorot Komisi Yudisial. KY sangat menyayangkan langkah tersebut.

"Mencoreng wibawa hukum. Bahkan, mereka itu menekan hakim lewat orasi," ujar Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi KY Eman Suparman saat dihubungi, Senin (2/2/2015) siang.

Eman mengatakan, semestinya personel polisi mengetahui bahwa sebuah persidangan harus berjalan dengan suasana tenang, tertib, dan yang paling penting tidak adanya tekanan dari pihak mana pun terhadap hakim.

Eman tidak mengetahui alasan polisi sampai memperbolehkan pengunjuk rasa itu masuk dan berorasi di halaman pengadilan. Ia enggan menariknya ke persoalan yang tengah dihadapi Polri dan KPK. Namun, dia berharap kondisi tersebut tidak lagi terjadi di persidangan lainnya. Yang jadi kekhawatiran, sikap permisif polisi itu dapat menjadi argumentasi pengunjuk rasa lainnya yang beraktivitas di area pengadilan.

Tentunya, kondisi tersebut tidak memberikan dampak positif bagi sebuah persidangan yang memerlukan ketenangan dalam prosesnya.

"Memang tidak ada aturan khusus yang dapat membatasi pengunjuk rasa boleh masuk atau tidak di halaman pengadilan. Tapi, kalau dari etika ya tidak etislah, harusnya polisi tahu," ujar dia.

Diberitakan, polisi mempersilakan ratusan pengunjuk rasa pendukung Budi Gunawan masuk ke halaman Pengadilan Negeri Jakarta Selatan saat sidang praperadilan Budi versus KPK, Senin siang.

Di halaman pengadilan, para pengunjuk rasa menggelar aksi teatrikal, melontarkan orasi politik, hingga berteriak-teriak terkait tuntutannya. Bahkan, mereka tetap menggelar aktivitas pada saat sidang telah berlangsung.

Ratusan orang yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Mahasiswa dan Pendukung Praperadilan (Ampera) itu mendatangi PN Jaksel pada pukul 07.00 WIB. Namun, mereka tak diperbolehkan masuk. Mereka pun menggelar unjuk rasa di tepi Jalan Ampera Raya. Sekitar pukul 09.30 WIB, polisi mempersilakan mereka memasuki halaman pengadilan.

Polisi beralasan, mereka dipersilakan masuk agar tak mengganggu arus lalu lintas. Sidang itu sendiri ditunda pekan depan, yakni 9 Februari 2015 pukul 09.00 WIB. Keputusan itu dilakukan oleh hakim Sarpin Rizaldi setelah menunggu KPK dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.30 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Jemaah Haji Diimbau Tidak Umrah Sunah Berlebihan, Masih Ada Puncak Haji

Nasional
Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Polisi Arab Saudi Tangkap 37 WNI Pakai Visa Ziarah untuk Berhaji di Madinah

Nasional
Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Temani Jokowi Peringati Hari Pancasila, AHY: Jangan Hanya Peringati, tapi Dijiwai

Nasional
Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Tak Persoalkan Anies dan Sudirman Said Ingin Maju Pilkada Jakarta, Refly Harun: Kompetisinya Sehat

Nasional
Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Peringati Hari Lahir Pancasila, AHY: Pancasila Harus Diterapkan dalam Kehidupan Bernegara

Nasional
Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Prabowo Sebut Diperintah Jokowi untuk Bantu Evakuasi Warga Gaza

Nasional
Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Simpul Relawan Dorong Anies Baswedan Maju Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Pemerintah Klaim Dewan Media Sosial Bisa Jadi Forum Literasi Digital

Nasional
Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Prabowo Kembali Serukan Gencatan Senjata untuk Selesaikan Konflik di Gaza

Nasional
Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia di Madinah Berangkat ke Mekkah

Nasional
PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

PKB Beri Rekomendasi Willem Wandik Maju Pilkada Papua Tengah

Nasional
Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com