Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kronologi Penemuan Kotak Hitam AirAsia QZ8501

Kompas.com - 17/01/2015, 06:31 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perhubungan memaparkan kronologi penemuan kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 dengan menggunakan Kapal Negara (KN) Jadayat. Direktur Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Tonny Budiono mengatakan, enam armada langsung menuju lokasi kejadian. Enam armada tersebut adalah KN Andromeda, KN Alnilam, KN Mitra Utama, KN Alugara, KN Sarotama, dan KN Trisula.

Sedangkan, lanjut dia, lima armada lainnya adalah KN Jadayat, KN Chundamani, KN Bima Sakti Utama, KN Arcturus, dan KN Mithuna, berangkat pada 29 Desember 2014.

"Pada hari ke-10 (6/1), pencarian KN Jadayat mulai ditugaskan secara khusus untuk melakukan pencarian black box pesawat AirAsia QZ8501," katanya, Jumat (16/1/2015).

Tonny mengatakan, KN Jadayat bergerak menuju koordinat yang ditentukan diiringi oleh KN Andromeda dan KN Alugara serta dibantu oleh tim KNKT Singapura, tim ahli Marine and Port Authority (MPA) Singapura.

KN Jadayat juga dilengkapi dengan alat pendeteksi kotak hitam, yakni pinger locator dan robotic operated vehicle untuk mengambil visual gambar di dasar laut.

"Pada 7 Januari 2015 pukul 08.30 alat pinger locator menangkap sinyal suara ping sebanyak dua ketukan yang menandakan kotak hitam berada di lokasi tersebut," katanya.

Kemudian, lanjut Tonny, Tim MPA Singapura melakukan survei dengan side scan sonar untuk mendapatkan bentuk obyek di bawah laut dan menindaklanjuti hasil survei dengan menggunakan pinger locator.

"Keesokan harinya, 8 Januari, sayangnya laut Selat Karimata tidak bersahabat untuk menurunkan tim penyelam, gelombang mencapai tiga hingga empat meter," katanya.

Tonny mengatakan, meskipun demikian, pencarian tetap dilakukan hingga pada 11 Januari 2015, sinyal ping yang diterima oleh ping locater menunjukkan sinyal beacon black box terkuat pada titik yang dimaksud.

"Benda yang diduga kotak hitam itu terhalang serpihan pesawat sehingga untuk memastikan kebenarannya tim akan melakukan penggeseran serpihan pesawat menggunakan balon," katanya.

Pada Senin, 12 Januari 2015 pukul 05.00, KN Jadayat kembali bergerak ke lokasi, penyelaman pertama mengarah ke bagian ekor C.77, pada 07.15 tim penyelam kedua, yakni Serda Rajab Suwarno dari Dinas Selam Bawah Air Armada Timur (Armatim) berhasil mengangkat salah satu bagian kotak hitam, yakni flight data recorder (FDR).

Pada pukul 09.10, kotak hitam dibawa ke KRI Banda Aceh oleh KNKT dan pada 13 Januari, tim kembali menemukan cockpit voice recorder di sekitar 15-20 ke arah barat daya ditemukannya FDR.

"KN Jadayat juga memasang special mark yellow light buoy di dekat lokasi ditemukannya serpihan badan, sebagai penanda bagi keluarga korban yang mungkin akan melakukan tabur bunga," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com