Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ketujuh, Sidik Jari Jenazah Korban AirAsia QZ8501 Mulai Sulit Dikenali

Kompas.com - 04/01/2015, 16:07 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri akan bekerja lebih keras mengidentifikasi identitas korban pesawat QZ8501. Jika lebih dari tujuh hari, maka sidik jari jenazah tidak bisa dikenali lagi.

Karena itu, tim DVI Polri akan bekerja keras melakukan rekonsiliasi dengan memanfaatkan data antemortem sekunder jenazah.

"Kami akan lebih banyak meminta tolong keluarga untuk mengumpulkan data antemortem sekunder, seperti barang-barang milik korban," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Polisi Awi Setiyono, saat menemui keluarga korban di Posko DVI Polda Jatim, Minggu (4/1/2015).

Hingga hari ini, sudah sembilan jenazah korban AirAsia QZ8501 yang berhasil diidentifikasi tim DVI Polri dan sudah diserahkan kepada pihak keluarga korban. Sembilan jenazah yang sudah diidentifikasi itu berasal dari total 30 jenazah yang sudah dipindahkan dari Pangkalan Bun ke Posko DVI Polda Jatim di Surabaya.

Saat direkonsiliasi kemarin, dua jenazah memperoleh hasil negatif, sementara 24 lainnya masih diidentifikasi.

Adapun enam jenazah yang sudah diidentifikasi sejak kemarin adalah:
- Hayati Lutfiah Hamid (29), warga Sedati Sidoarjo.
- Grayson Herbert Linaksita (11), warga Lebak Indah Mas.
- Khairunisa Haidar Fauzi (22), warga Palembang.
- Kevin Alexander Soecipto (21) asal Malang.
- Hendra Gunawan Syawal (23), warga Gundi.
- The Meiji Thejakusuma (44), warga Kupang Indah.

Adapun tiga jenazah dengan kepastian identitas yang baru diumumkan hari ini adalah:
- Wismoyo Ari Prambudi (24) asal Klaten, Jawa Tengah.
- Jie Stevie Gunawan (10) asal Surabaya, Jawa Timur.
- Juanita Limantara (30) asal Surabaya, Jawa Timur.

Memasuki hari kedelapan pasca-jatuhnya AirAsia QZ8501, pencarian terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Pagi tadi, KRI Usman Harun dan KRI Frans Kaisiepo diberangkatkan dari pangkalan Armada Timur Angkatan Laut ke Selat Karimata untuk membantu mencari korban AirAsia QZ8501.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com