JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pemulangan 676 nelayan asing yang ditangkap di perairan Berau, Kalimantan Timur ke negara asalnya, mengalami hambatan. Malaysia, sebagai salah satu negara asal para nelayan asing itu tidak merespon dengan baik proses pemulangan.
Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sudirman Saad menyebut, dari 676 jiwa nelayan, 88 jiwa teridentifikasi sebagai warga negara Filipina. Sementara sisanya adalah warga negara Malaysia.
"Dari dua negara itu, Filipina relatif jauh lebih responsif mengatasi persoalan ini. Sementara Malaysia cenderung menunggu waktu. Ahh, bandel memang Malaysia itu," ujar Sudirman kepada Kompas.com lewat sambungan telpon, Jumat (19/12/2014).
Sudirman melanjutkan, begitu pihaknya telah selesai mengidentifikasi 676 warga negara asing itu, pemerintah Filipina langsung merespon dengan mengirimkan perwakilan ke Indonesia demi membahas pemulangan warga negara mereka sesegera mungkin. Sudirman menyebut, bahkan, telah disepakati antara negara Filipina dengan Indonesia soal detail pemulangan nelayan asing Filipina itu.
"Tentara Indonesia dan Filipina sepakat soal drop zone. TNI mengawal nelayan asing ke titik itu, lalu dijemput tentara Filipina. Sampai ke hal sedetail itu," lanjut Sudirman.
Sementara Malaysia, kata Sudirman, masih saat proses identifikasi warga negara saja tak bekerjasama dengan baik. Akhirnya, pemulangan nelayan asing ke Malaysia belum mengalami progres yang signifikan.
Sudirman menegaskan bahwa pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri terus berupaya membangun komunikasi dengan Malaysia soal proses pemulangan mereka. Pemerintah Indonesia, lanjut dia, menetapkan pemulangan nelayan asing harus dilakukan sebelum 25 Desember 2014. (Baca: Manusia Perahu Pencuri Ikan yang Ditangkap KKP Dikembalikan ke Negara Asal)
Penangkapan manusia perahu berawal dari blusukan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ke Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu. Masyarakat setempat mengeluhkan Susi soal keberadaan manusia perahu yang kerap merugikan nelayan lokal.
Malam itu juga, Susi meminta aparat TNI dan Polri untuk mencari dan menangkap manusia perahu di perairan Berau. Selama sepekan operasi, tim gabungan mengamankan 676 jiwa manusia perahu. Sebagian dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Bahkan, ada yang lanjut usia. (Baca: Manusia Perahu: Kalau Pulang ke Malaysia, Kami Dikejar, Dibunuh)
Untuk sementara, mereka ditampung di tenda pleton di sebuah lapangan di Tanjung Batu, Berau, Kalimantan Timur, sembari menunggu kepastian status hukum mereka. Pemerintah Kabupaten Berau memberikan mereka makan dan fasilitas kesehatan selama berada di Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.