Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibas Sindir Golkar yang Dianggap Ingkar karena Tolak Perppu Pilkada

Kompas.com - 05/12/2014, 08:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono menyatakan optimistis fraksi-fraksi DPR akan meloloskan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tentang Pemilihan Kepala Daerah yang diajukan Susilo Bambang Yudhoyono semasa masih menjabat presiden. Edhie Baskoro alias Ibas yakin, fraksi-fraksi akan mengedepankan etika dan tak akan mengingkari kesepakatan. (Baca: Tolak Perppu Pilkada, Aburizal Tak Mau Golkar Disebut Ingkar)

Pernyataan Ibas ini dilontarkan setelah Golkar menyatakan sikapnya menolak Perppu Pilkada. Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyebut Golkar telah mengingkari kesepakatan sebelumnya yang menyatakan akan mendukung Perppu Pilkada. (Baca: SBY: Menolak Perppu Pilkada, SBY Mengingkari Kesepakatan)

"Saya menyambut baik partai dan fraksi yang ikut mendukung dan tetap optimistis kepada partai dan fraksi lain karena pasti mereka akan mengedepankan etika serta tidak berkhianat terhadap kesepakatan yang sudah ada," kata Ibas, di Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Ia mengatakan, Perppu Pilkada diterbitkan dengan melalui pertimbangan yang masak untuk memenuhi harapan rakyat.

"Perppu Pilkada sudah melalui pertimbangan yang masak. Bukankah kita semua sepakat untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih sejahtera dan demokratis sesuai harapan rakyat?" kata dia.

Menurut Ibas, kepala daerah yang dipilih langsung akan bertanggung jawab menyejahterakan rakyatnya. Aturan dan perbaikan lewat Perppu Pilkada mensyaratkan calon kepala daerah untuk mewujudkan harapan rakyat tersebut.

"Kepala daerah yang dipilih langsung oleh rakyat juga pasti akan bertanggung jawab penuh untuk memajukan serta menyejahterakan rakyat karena mereka dipilih langsung. Saya pikir Perppu Pilkada sudah mengandung perbaikan-perbaikan," papar Ibas.

Ia menambahkan, terkait 10 syarat perbaikan pilkada langsung, yang sejak awal disyaratkan Partai Demokrat, merupakan pilihan yang terbaik untuk mewujudkan sistem demokrasi di Indonesia semakin mapan.

Syarat perbaikan itu menyangkut uji publik atas integritas dan kompetensi calon kepala daerah, efisiensi biaya pilkada, pengaturan kampanye dan pembatasan kampanye terbuka, akuntabilitas penggunaan dana kampanye, larangan politik uang dan mahar calon untuk partai pengusungnya, larangan fitnah dan kampanye hitam, larangan pelibatan aparat birokrasi, larangan pencopotan aparat birokrasi seusai pilkada, penyelesaian sengketa pilkada, dan pencegahan kekerasan dan tanggung jawab calon atas kepatuhan pendukungnya.

"Jadi, pada ujungnya juga dengan perbaikan-perbaikan tersebut akan memberikan solusi atas beberapa ekses yang akan terjadi menuju pematangan demokrasi di Indonesia," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menginstruksikan Fraksi Golkar untuk menolak Perppu Pilkada. Aburizal berdalih penolakan itu bukan keputusan pribadi, melainkan dikehendaki peserta hasil Munas IX Golkar di Bali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com