Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK Malu Guru Besar Almamaternya Terjerat Narkoba

Kompas.com - 03/12/2014, 13:17 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai masalah narkoba di Indonesia begitu pelik dan harus menjadi prioritas utama untuk diberantas. Menurut JK, penggunaan narkoba saat ini tidak lagi mengenal batasan umur, profesi, ataupun tingkat pendidikan.

Ia mencontohkan, Guru Besar Universitas Hasanuddin Musakkir yang tertangkap karena kasus narkoba beberapa waktu lalu. JK adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. (Baca: Guru Besar Unhas dan Teman Wanitanya Masuk Panti Rehabilitasi Narkoba)

"Masalah narkoba di Indonesia tak hanya menyerang generasi muda, tapi juga kaum intelektual. Kadang saya malu kalau mengingat kemarin ada seorang profesor dari universitas asal saya yang ditangkap karena narkoba. Artinya, bukan hanya murid, melainkan gurunya bisa ditangkap," kata JK dalam acara The 3rd ASEAN Ministerial Meeting on Drugs, di Hotel Pullman, Jakarta, Rabu (3/12/2014).

Hadir dalam acara ini perwakilan negara-negara ASEAN. Mereka adalah Menteri ESDM Pehin Dato Dr Mohammad Yasmin Umar, Vice Chairman of The National Authority for Combating Drugs Kao Khondara, Chairman of LCDC Kou Chansina, Menteri Dalam Negeri Malaysia Dato Seri Dr Ahmad Zahid Bin Hamidi, Deputi Kementerian Dalam Negeri Myanmar Kyaw Zan Myint, anggota DDB Filipina Rommel L Garcia, Menteri Dalam dan Luar Negeri Singapura Masagos Zulkifli, Menteri Keadilan Jenderal Paiboon Kumchaya, Deputi Komisioner Kepolisian Vietnam Letjen Pol Do Kim Tuyen, dan Sekjen Asean Le Luong Minh.

JK mengatakan, untuk memberantas narkoba, Indonesia tidak bisa melakukannya sendirian. Dia mendorong perwakilan negara yang hadir untuk saling bekerja sama dalam memberantas peredaran narkoba, terutama di lingkup ASEAN.

"Masalah narkoba bukan soal keamanan lagi, tapi sudah seperti virus dan teroris. Ini masalah kita bersama sehingga kita perlu sama-sama memberantasnya," ujar JK.

"Karena seperti virus atau teroris, tak ada lintas batas. Narkoba bisa masuk mana saja, termasuk ASEAN, apalagi akan ada komunitas ASEAN pada tahun depan. Ini sangat rentan untuk diantisipasi. Saya tahu ada banyak cara untuk mengatasinya," tambah politisi senior Partai Golkar itu.

Jika ASEAN bisa bekerja sama dengan baik, JK meyakini peredaran narkoba bisa dibatasi. JK mengingatkan agar ASEAN tidak boleh berakhir seperti Amerika Selatan, di mana peredaran narkoba sudah merajalela di sana.

"Kita pasti enggak mau ASEAN jadi seperti Amerika Selatan. Mereka akan menginfeksi semua sistem, polisi, pemerintah, militer, dan semua aspek. Sebelum itu terjadi, kerja sama ini penting," ujar JK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com