Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hajriyanto Thohari: Perpecahan Golkar Baru di TIngkat Elit

Kompas.com - 29/11/2014, 20:46 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Mantan Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y. Thohari mengatakan, perpecahan Partai Golkar sekarang baru sebatas pada tingkat elit partai di Jakarta. Menurut Hajriyanto yang baru saja mundur dari kepengurusan DPP Partai Golkar,  perpecahan itu belum sampai ke bawah dan di daerah.

"Perpecahan ini elit-elit yang di atas belum sampai ke bawah, ke DPD I saja belum. Namun kalau munas buru-buru diselenggarakan saya khawatir akan ada dualisme kepemimpinan," katanya di Magelang, Sabtu (29/11/2014).

Ia menuturkan kalau munas digelar pada 30 November 2014, kemudian bulan Januari 2015 ada munas lagi, nanti pasti akan ada dualisme kepemimpinan. Setelah itu, masing-masing pihak kemudian membentuk DPD I dan DPD II yang akan menimbulkan terjadinya masifikasi perpecahan.

Menurut mantan Wakil Ketua MPR ini, perpecahan saat ini masih terbilan lebih gampang untuk direkonsiliasi, karena baru melibatkan elit. Tetapi, kalau sudah sampai ke bawah, maka perpecahan akan semakin susah untuk diatasi.

"Kalau perpecahan sampai ke DPD I dan DPD II maka terjadi juga dualisme di sana dan susah untuk dipersatukan, maka saya tidak menyetujui munas 30 November 2014 maupun Januari 2015. Saya ingin digelar sebuah munas yang merupakan munas kompromi, munas rekonsiliasi," katanya.

Ia mengatakan pihaknya akan mendorong sesepuh Partai Golkar dapat turun gunung untuk memberikan sumbangan mendamaikan dan merekonsiliasikan mereka yang bersengketa. "Saya akan minta sesepuh Golkar seperti BJ Habibie, JB Sumarlin, Awaludin Jamin, dan Sulasikin Murpratomo untuk melakukan langkah-langkah bagi mewujudkan perdamaian itu," katanya.

Ia berharap semua kubu mau mengalah, mau menekan ego masing-masing dan lebih dari itu juga harus sama-sama mencari penyelesaian yang "win-win solution".

Menurut dia harus ada kompromi untuk mendapatkan konsensus baru dari perpecahan di dalam Partai Golkar sekarang ini. Kompromi terhadap materi-materi dan substansi yang disengketakan selama ini, yakni masalah waktu munas dan kepanitiaan munas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com