Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Hashim, Gerindra Tidak Khawatir jika Golkar Keluar KMP

Kompas.com - 27/11/2014, 10:45 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan, partainya tidak khawatir jika Partai Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) setelah pergantian ketua umum.

"Pak Prabowo selalu atensi kepada semua partai, ke PDI-P, ke PPP, dan Partai Hanura, berapa kali ketemu Pak Wiranto. Gerindra tidak khawatir soal itu," ujar Hashim saat ditemui di depan ruang Nusantara III Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/11/2014).

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie di tengah konflik internal Partai Golkar. Pertemuan itu digelar di Bakrie Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Selasa malam.

Hashim membantah pertemuan tersebut sebagai langkah intervensi Prabowo untuk mendukung kubu Aburizal menjelang Musyawarah Nasional IX Golkar. Ia menganggap pertemuan Aburizal dan Prabowo sebagai hal biasa.

"Begini, Pak Prabowo dengan Aburizal sering sekali ketemu, apalagi ngobrol soal KMP. Tidak ada intervensi apa pun terkait Golkar," kata Hashim.

Dalam kesempatan itu, ia mengkritik sikap pemerintah yang tidak memberikan izin penyelenggaraan Munas Golkar di Bali pada akhir November mendatang. Menurut Hasim, hal itu merupakan cara-cara yang biasa dilakukan pada masa Orde Baru.

"Katanya reformasi. Kalau ini, cara-cara Orde Baru yang digunakan. Kalian masih ingat tidak, PDI juga pernah buat acara di Bali dan di kota-kota lain," kata Hashim.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno sebelumnya tidak mempermasalahkan jika Partai Golkar menggelar Munas IX di Bali. Namun, waktu pelaksanaannya sebaiknya bukan pada akhir November mendatang, melainkan pada Januari 2015.

Tedjo beralasan, pada Januari 2015, musim wisatawan ke Bali sudah berakhir sehingga Munas Golkar tidak mengganggu kegiatan wisata. (Baca: Menko Polhukam: Silakan Munas Golkar di Bali, tetapi Jangan Desember)

Ia menilai, Munas Golkar yang berpotensi ricuh tersebut bisa mengganggu aktivitas wisata di Bali jika digelar pada 30 November-3 Desember atau bersamaan dengan musim liburan. (Baca: DPP Golkar Sudah Sebar Undangan Munas di Bali)

"Kalau dia nunggu Januari setelah wisatawan kembali, silakan. Mau adakan di Bali, silakan, asal waktunya tidak Desember. Kalau di tempat yang berbeda, silakan," kata Tedjo di Kantor Kemenko Polhukam di Jakarta, Selasa (25/11/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Nasional
Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Nasional
Ganjar Yakin Megawati Sampaikan Sikap Politik PDI-P untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Saat Kongres Partai

Ganjar Yakin Megawati Sampaikan Sikap Politik PDI-P untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran Saat Kongres Partai

Nasional
Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Persiapan Peluncuran GovTech Makin Matang, Menteri PANRB: Langkah Akselerasi Transformasi Digital Indonesia

Nasional
Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu 'Poco-Poco Kepemimpinan', Sindir Pemimpin Maju Mundur

Megawati Minta Krisdayanti Buatkan Lagu "Poco-Poco Kepemimpinan", Sindir Pemimpin Maju Mundur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com