Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Bareng SBY, Demokrat Putuskan Tolak Rencana Kenaikan Harga BBM

Kompas.com - 13/11/2014, 17:19 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Partai Demokrat menyatakan rencana Presiden Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak tepat jika dilakukan pada 2014. Alasannya, banyak keterbatasan dalam menggulirkan kebijakan tersebut.

Anggota Fraksi Partai Demokrat Khatibul Umam Wiranu menjelaskan, sikap Partai Demokrat itu diambil dalam rapat internal Partai Demokrat yang digelar di kediaman Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, di Cikeas, Bogor, Rabu (12/11/2014) malam.

Rapat tersebut dihadiri seluruh anggota Fraksi Demokrat, dan sejumlah pengurus DPP Partai Demokrat.

"Waktu menaikkan harga BBM di 2014 yang tersisa waktu satu bulan, pertanyaanya, tepat enggak kalau naik sekarang? Kita bilang waktunya kurang tepat karena harga minyak dunia juga sedang turun," kata Khatibul, saat dihubungi, Kamis (13/11/2014).

Ketua DPP Partai Demokrat itu melanjutkan, dana yang tersedia di APBN Perubahan 2014 yang dapat digunakan sebagai kompensasi saat harga BBM dinaikkan hanya sekitar Rp 5 triliun. Dana sebesar itu, kata Khatibul, tak akan cukup untuk membiayai kompensasi kenaikkan harga BBM.

"Cukup enggak Rp 5 triliun? Kompensasinya kan dalam bentuk kartu pintar dan kartu sehat, untuk nyetak kartu saja sudah habis berasa miliar rupiah," ujarnya.

Menurut Khatibul, Demokrat akan lebih menerima jika kenaikkan harga BBM dilakukan di tahun 2015. Pasalnya, anggaran di tahun 2015 lebih memadai dan dari segi waktu juga lebih longgar.

Selain soal BBM, SBY juga memberikan arahan pada seluruh anggota Fraksi Partai Demokrat. Dalam pesannya, SBY meminta anggota Fraksi Partai Demokrat bekerja secara objektif dalam mengawal seluruh kebijakan pemerintah.

"Kalau program pemerintah baik, kita dukung, kalau keliru kita perbaiki. Jadi Demokrat tidak ingin bersikap asal beda dengan pemerintah, kita ingin objektif," pungkas Khatibul.

Pemerintah berencana menaikkan harga BBM sebelum Januari 2015. Adapun Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut harga BBM bersubsidi harus naik bulan November ini. (baca: Jusuf Kalla: Pokoknya Harga BBM Bersubsidi Naik Bulan Ini)

Jokowi berkali-kali menyebut anggaran untuk subsidi BBM terlalu besar dan membebankan anggaran. Anggaran harus dialihkan untuk menyokong sektor produktif dibandingkan untuk hal-hal yang konsumtif. (baca: Jokowi: Subsidi BBM Rp 714 Triliun, Sangat Boros!)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Laporkan Dewas ke Polisi, Nurul Ghufron Sebut Sejumlah Pegawai KPK Sudah Dimintai Keterangan

Nasional
Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Buka Forum Parlemen WWF Ke-10, Puan: Kelangkaan Air Perlebar Ketimpangan

Nasional
Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Lemhannas Kaji Dampak Meninggalnya Presiden Iran dalam Kecelakaan Helikopter

Nasional
Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Emil Dardak Sindir Batas Usia yang Halangi Anak Muda Maju saat Pemilu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com