Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanif Dhakiri: Ibu Saya Juga Pernah Menjadi TKI

Kompas.com - 06/11/2014, 06:25 WIB
Dani Prabowo

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, ia sangat memahami beratnya tantangan hidup yang harus dilalui oleh para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang mencari nafkah di luar negeri. Hanif mengungkapkan, ibunya juga pernah menjadi TKI yang mengadu nasib ke luar negeri, sehingga ia memahami kondisi yang dihadapi para TKI.

Hanif mengisahkan, ia berasal dari sebuah keluarga yang sederhana di Salatiga, Jawa Tengah. Ayahnya seorang pegawai negeri sipil, sementara ibunya pernah bekerja sebagai TKI di luar negeri.

Keterbatasan ekonomi, kata Hanif, menjadi alasan mengapa ibunya terpaksa bekerja ke luar negeri untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ketika itu, Hanif masih duduk di bangku sekolah menengah pertama saat ibunya pertama kali harus meninggalkan dirinya dan empat orang adiknya.

"Ibu saya pernah jadi TKI, saat saya masih kelas 2 SMP. Selama enam tahun dua kali berangkat. Dua tahun pertama, kemudian (pulang dan) berangkat (lagi yang) kedua (selama) empat tahun," kata Hanif, kepada Kompas.com di sela aktivitasnya di Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/11/2014).

Beruntung, kata Hanif, selama enam tahun bekerja di luar negeri, ibunya selalu mendapatkan perlakuan yang baik dari para majikannya. Oleh karena itu, ia bertekad agar kelak para pahlawan devisa itu mendapatkan perlakuan yang sama seperti ibunya.

Pesan sang Ibu

Saat mendapatkan amanah menjadi menteri, kata Hanif, ia menyadari bahwa jabatan ini bukanlah pekerjaan mudah. Apalagi, kementerian yang dipimpinnya menyangkut hajat hidup orang banyak terutama dari kalangan menengah ke bawah. Dalam menjalani apa pun, yang selalu dilakukannya adalah meminta restu orangtua.

Ketika mendapatkan kabar dari Presiden Joko Widodo untuk mengisi salah satu posisi menteri pada kabinetnya, ia langsung menghubungi ibunya.

"Ibu saya ketika denger saya jadi menteri langsung nangis dan saya telepon juga nangis," katanya.

Hanif mengatakan, ia sempat pulang ke kampung halaman untuk sowan kepada ibunya. Saat itu, ibunya berpesan agar ia selalu ingat kepada Tuhan.

"Tapi pada sisi yang lain ada semacam kekhawatiran, Beliau tahu persis bahwa tugas ini tidak mudah. Beliau minta saya terus berdoa," ujarnya.

Pesan yang sama juga dititipkan ayahnya, yang merupakan pensiunan guru agama. Hanif mengatakan, ayahnya mengingatkan untuk selalu tawakal dan ikhlas dalam menjalani setiap tugas yang dijalankannya.

"Abah saya pesan ketika saya jadi menteri, dekatkan diri saya kepada Allah dan mohon agar dituntun, sesudah itu kamu tidak perlu mikir yang lain. Karena sesudah kamu dituntun oleh Allah maka urusan kamu akan lebih mudah, lancar dan sukses," papar Hanif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan Soal Uang, Tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com