Menurut Aqil, kenaikan harga BBM yang berarti berkurangnya subsidi dapat berdampak baik bagi perekonomian Indonesia.
"Subsidi memberatkan anggaran, harusnya bisa dialihkan membangun jalan, membangun kilang minyak, bendungan," kata Aqil dalam konferensi pers penutupan dan penyampaian hasil Munas PBNU, di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Minggu (2/11/2014).
Aqil menilai, subsidi BBM sebenarnya baik jika penggunanya dapat diatur sedemikian rupa sehingga tepat sasaran. Namun, dalam praktiknya selama ini, lanjut dia, BBM bersubsidi justru lebih banyak digunakan oleh masyarakat mampu.
"Daripada untuk subsidi jadi asap di Jakarta, karena itu, kami dukung saja apabila itu seharusnya dilakukan. Untuk mengurangi beban negara, selama ini boros dan mubazir. Tapi, untuk petani seperti pupuk, subsidi jangan dihapus," ujarnya.
Terlebih lagi, lanjut Aqil, keadaan anggaran pendapatan dan belanja negara saat ini juga menyisakan ruang fiskal yang begitu sempit sehingga tidak ada cara lain untuk mengakalinya, kecuali dengan menaikkan harga BBM. "Sekarang ini juga harga BBM internasional terus naik," ujar Aqil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.