Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Perlu Bentuk Menko Khusus jika Ingin Jadi Poros Maritim Dunia

Kompas.com - 09/10/2014, 19:16 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana presiden terpilih Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia mendapat sambutan positif. Namun, Jokowi dinilai perlu membentuk kementerian koordinator yang bertugas untuk menyiapkan hal itu.

“Ini usulan dari saya, mungkin harus ada menko maritim ini. Karena masalah maritim cabangnya bermacam-macam. Nggak mungkin hanya dilimpahkan ke menteri saja,” kata Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana di Jakarta, Kamis (9/10/2014).

Hikmahanto menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk ‘Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia: Dari Negara Kepulauan Menuju Negara Maritim’ di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Turut hadir dalam diskusi itu yaitu pengamat pertahanan dan militer Connie Rahakundini Bakrie, KSAL Laksamana Marsetio, Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal Nasional dan Bangunan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Eddy K Logam, dan Ketua Umum Indonesian National Shipowner Association (INSA) Carmelita Hartoto.

Kementerian koordinator itu nantinya bertugas menyusun rencana jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang berisi target yang hendak dicapai dalam kurun waktu tertentu. Di samping itu, diperlukan dukungan anggaran yang cukup untuk merealisasikan rencana tersebut.

“Yang pasti adalah harus berinvestasi utuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim. Untuk itu banyak hal yang harus dilakukan, pertama dari segi visi, roadmapnya seperti apa. Lalu anggaran, mendukung visi itu, lalu instansi yang perlu dibentuk lalu pelibatan masyarakat,” katanya.

Hikmahanto menambahkan, ada berbagai tantangan yang harus dihadapi Jokowi-JK jika ingin menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim. Pertama, pemerintah harus mampu merubah paradigma masyarakat dan pengusaha dalam melihat persoalan laut yang ada.

Saat ini, lanjut Hikmahanto, masyarakat cenderung memilih menggunakan transportasi darat dan udara lantaran infrastruktur transportasi laut belum terbangun secara maksimal. Padahal, dari jika dilihat dari sudut pandang geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi wilayah perairan.

“Selain itu, pemerintah perlu memberikan stimulus kepada pelaku usaha dan nelayan, agar berorientasi padda laut dan kegiatan kemaritiman. Stimulus itu harus dibuat dalam peraturan perundang-undangan,” ujarnya.

Regulasi, kata dia, menjadi tantangan kedua yang harus diselesaikan pemerintah. Indonesia memiliki segudang aturan yang mengatur masyarakatnya dalam menjalani aktivitas di atas permukaan laut. Namun, menurut dia, regulasi itu lebih sering tidak diimplementasikan.

“Banyak undang-undang yang tumpang tindih. Lalu, penegak hukum yang bersaing bukan untuk menyelesaikan persoalan yang ada di laut, tapi untuk memberi pemasukkan bagi kepentingan pribadi,” katanya.

Persoalan lain yang tak kalah penting yaitu menjaga keamanan transportasi laut itu sendiri. Oleh karenanya, menurut dia, diperlukan sebuah kementerian koordinator yang mampu menangani persoalan itu secara khusus. Ia berpandangan, jika persoalan ini hanya ditangani pada tataran kementerian saja, maka persoalan sulit mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Hakim MK Pertanyakan KTA Kuasa Hukum Demokrat yang Kedaluwarsa

Nasional
Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com