Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Ingatkan Operasi Militer terhadap ISIS Tak Selesaikan Masalah

Kompas.com - 03/10/2014, 16:02 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai operasi militer yang dilancarkan sejumlah negara untuk menyerang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak menyelesaikan masalah. Menurut SBY, operasi militer mungkin dilakukan untuk tujuan tertentu yang jangka pendek.

Sementara penyelesaian masalah ISIS, menurut dia, memerlukan diskusi bersama antara negara barat dan negara-negara Islam untuk mencari solusi yang lebih permanen.

"Operasi militer untuk tujuan tertentu, jangka pendek, mungkin diperlukan. Tetapi yang diperlukan lagi selanjutnya adalah penyelesaian secara komprehensif yang adil, tepat, dan bijak," kata Presiden di Komplek Istana Negara Jakarta, Jumat (3/9/2014) saat meresmikan asrama mahasiswa Indonesia yang berlokasi di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Kepala Negara mengatakan, operasi militer seringkali menyisakan masalah-masalah yang rumit yang akhirnya justru menimbulkan masalah baru di kemudian hari. Menurut dia, masalah ISIS harus diselesaikan dengan bersama-sama memahami akar masalah, penyebab konflik, atau penyebab kekerasan yang dilakukan organisasi militan tersebut. Indonesia, kata SBY, merasa terpanggil untuk menyelesaikan masalah ini. SBY juga berharap banyak negara yang terpanggil untuk berunding menyelesaikan konfil di timur tengah tersebut.

"Di sini umat Islam tidak boleh pasif, tidak boleh monoton, tapi kita harus ada di kemudi, kita harusnya ada di depan, bukan negara-negara barat ketika kita ingin menyelesaikan persoalan di negara sahabat kita," ujar dia.

Presiden juga menekankan bahwa Islam sebenarnya mengajarkan kebaikan, perdamaian, persaudaraan, keadilan, dan kasih sayang. Dia mengatakan bahwa ISIS yang selama ini mengatasnamakan Islam sesungguhnya tidak mencerminkan ajaran Islam yang benar. Dengan menyelesaikan masalah ISIS tanpa operasi militer, menurut SBY, diharapkan ke depannya akan hilang kecurigaan terhadap umat Islam.

"Dengan demikian kita sebagai umat akan bersyukur, lega, gembira, kemudian tidak ada lagi kecurigaan dari saudara-saudara kita yang tidak beragama Islam, apalagi tidak ada lagi Islam phobia, apa namanya hal-hal yang tidak baik dicapkan kepada Islam dan umat Islam," ujar dia.

Operasi militer melawan ISIS di Irak dan Suriah dimulai setelah Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pidatonya beberapa waktu lalu menyatakan akan melakukan perlawanan militer untuk menumpas kelompok radikal ISIS. Kelompok itu diianggap sebagai militan brutal yang dengan keji memperbudak, memperkosa, bahkan membunuh sesama manusia.

Menurut Obama, kesewenang-wenangan ISIS hanya bisa dilawan dengan satu cara, yakni aksi militer. AS telah mengebom sejumlah sasaran ISIS di Suriah sejak pekan lalu dan di Irak sejak awal Agustus. Aksi militer AS didukung Belgia, Denmark, dan Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com