Dia menilai, rapat tertutup itu belum selesai dan disepakati, sehingga tidak bisa dilanjutkan kepada sidang paripurna.
"Ini saya bawa flashdisk berisi rekaman rapat A-Z, apakah ada kalimat rapat ditutup? Belum ada. Ini flashdisknya, coba dibuka," tantang Ana ketika berbicara di mimbar sidang paripurna di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/9/2014) dini hari.
Sebenarnya, Anna naik ke ke mimbar itu untuk membacakan pimpinan fraksi asal PKB. Namun dia justru mengeuarkan flashdisk yang berisi rekaman. Sontak saja Popong langsng menolak permintaan itu.
"Tadi kan saya meminta baca pimpinan fraksi, bukan yang lain," ujarnya.
Menurut Popong, harusnya koalisi Jokowi-JK mengajukan flashdisk itu saat lobi, sebelum sidang diskors. Tak menghiraukan interupsi yang terus disuarakan Ana dan koalisi Jokowi-JK lainnya, Popong melanjutkan sidang dengan agenda pembacaan nama paket calon pimpinan DPR.
Jika dilaksanakan malam ini, memang koalisi Jokowi-JK sulit mendapatkan kursi pimpinan DPR karena sistem paket yang diatur dalam tata tertib DPR. Dalam peraturan itu disebutkan calon ketua dan wakil ketua diusulkan oleh fraksi dalam satu paket calon pimpinan yang terdiri atas satu orang calon ketua dan empat orang calon wakil ketua dari fraksi yang berbeda.
Paket tersebut nantinya akan dipilih secara musyawarah untuk mufakat. Jika tidak tercapai musyawarah mufakat, paket akan dipilih dengan pemungutan suara. Setiap anggota memilih satu paket calon. Paket calon yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai ketua dan wakil ketua terpilih dalam rapat paripurna DPR.
Artinya, koalisi Jokowi-JK yang hanya terdiri dari empat partai terancam tak bisa mengajukan paket.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.