JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden terpilih Joko Widodo mengatakan, program pesawat tanpa awak atau drone untuk desa-desa di seluruh Indonesia baru sebatas wacana. Namun, ia berharap dapat melaksanakan hal tersebut.
"Itu kemarin baru sebatas omong-omong saja, masih dikalkulasi," ujar Jokowi di Balaikota Jakarta, Rabu (10/9/2014).
Kendati demikian, Jokowi mengakui bahwa pesawat tanpa awak tersebut sangat konkret bagi masyarakat desa. Selain bisa memprediksi gagal panen, drone juga bisa digunakan untuk pemantau batas lahan pertanian dengan fungsi lahan lain.
"Harganya pun murah, hanya Rp 25 juta per unit, apalagi satu drone itu bisa untuk 10 sampai 15 desa. Tapi, sekali lagi ya, saya belum tahu. Itu masih dikalkulasi," ujarnya.
Ide tentang drone masuk desa itu muncul setelah Jokowi berdiskusi dengan politikus PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko, Rabu (9/9/2014) kemarin. Budiman mengatakan, tim bernama Revolusi Desa telah menguji coba teknologi tersebut di dua wilayah, yakni Kalimantan Barat dan Bogor. Hasilnya memuaskan. Berdasarkan pengujian di Kalimantan Barat beberapa waktu lalu, drone mampu memberikan data mana batas lahan pertanian penduduk, mana batas lahan tambang.
"Akhirnya, dari data tersebut dijadikan dasar gugatan masyarakat terhadap si perusahaan tambang. Warga itu menang," ujar Budiman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.