Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi: Bupati Biak Minta Uang untuk Bayar Utang Pilkada

Kompas.com - 08/09/2014, 16:08 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Bupati Biak Numfor Yesaya Sombuk disebut meminta sejumlah uang kepada Direktur PT Papua Perkasa, Teddy Renyut, untuk membayar utang selama pemilihan kepala daerah.

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Biak, Numfor Yunus Saflembolo, saat bersaksi dalam persidangan kasus dugaan suap proyek pembangunan rekonstruksi talud (tanggul laut) abrasi pantai di Kabupaten Biak di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (8/9/2014).

Yunus mengaku dihubungi Yesaya untuk datang ke Jakarta. Saat itu, Yunus diminta Yesaya untuk meminta uang sebesar Rp 600 juta kepada Teddy untuk menutupi utang tersebut.

"Adik, ini kakak butuh dana untuk selesaikan utang Pilkada, ada utang," ujar Yunus menirukan ucapan Yesaya.

Yunus mengatakan, pada 13 Juni 2014 terjadi transaksi pertama antara Yesaya dengan Teddy di Hotel Acacia. Teddy menyerahkan uang yang diminta oleh Yesaya sebesar 63.000 dollar Singapura.

Namun, kata Yunus, Yesaya kembali memintanya menghubungi Teddy untuk memberikan sejumlah uang lagi.

"Besoknya bupati (Yesaya) bilang, kalau bisa tambah lagi. Lalu saya telepon lagi ke Teddy untuk berhubungan langsung dengan bupati," kata Yunus.

Yunus menambahkan, transaksi kedua terjadi pada 16 Juni 2014. Ia mengaku menyaksikan langsung kedua transaksi di kamar Hotel Acacia yang disewa Yesaya.

"Saat itu lah kami ditangkap KPK," kata dia.

Yesaya didakwa menerima suap dari Teddy agar proyek pembangunan rekonstruksi talud abrasi pantai diserahkan kepada Teddy. Proyek tersebut merupakan proyek yang tengah diusulkan dalam APBN-P Tahun Anggaran 2014 pada Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal.

Yesaya disebut menerima uang sebesar 63.000 dollar Singapura dan 37.000 dollar Singapura secara terpisah dari Teddy Renyut.

Teddy bersedia menyediakan uang yang diminta asalkan Yesaya menyerahkan program di bidang bencana untuk Biak Numfor, yang dianggarkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal kepadanya. Anggaran untuk proyek tersebut diperkirakan sebesar Rp 20 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com