Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Muhaimin Calon Ketum, Eks Jubir Gus Dur Sebut PKB Akan Kerdil

Kompas.com - 30/08/2014, 21:11 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Mantan juru bicara mantan Presiden keempat Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie Massardi, menilai Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa yang berlangsung 31 Agustus hingga 1 September, tidak akan memunculkan dinamika di PKB jika hanya Muhaimin Iskandar yang dicalonkan sebagai ketua umum. Dia menilai PKB tidak akan menjadi partai yang besar.

"Tidak ada dinamika di tubuh PKB yang dilahirkan Gus Dur dan kiai NU (Nahdlatul Ulama). Kalau ini benar, PKB akan jadi partai yang secara politik sangat kerdil," kata Adhi di Jakarta, Sabtu (29/8/2014).

Menurut Adhi, Muhaimin telah menggunakan kekuasaannya sebagai ketua umum PKB saat ini dengan menjadikan dirinya sebagai simbol PKB. Dengan demikian, kata Adhi, tidak ada yang berani untuk maju sebagai calon ketum melawan Muhaimin karena takut dipecat.

"Dengan kekuatan ini mereka memang akan aman di kekuasaan. Namun, kalau hanya mengamankan dirinya tapi tidak amankan hasrat politik Nadhiyin, ini kan tidak ada manfaatnya bagu umat," sambung Adhi.

Selama dipimpin Muhaimin, Adhi menilai gaya politik PKB sangat datar, baik di pemerintahan maupun di parlemen. PKB, kata dia, tidak menghasilkan ide kebijakan yang membuat terobosan.

Dia juga menilai PKB tidak menonjol dan tidak diperhitungkan di koalisi pendukung presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Jusuf Kalla. PKB, kata Adhi, tidak dilibatkan Jokowi-Kalla dalam menyusun kabinet bersama tim transisi.

"Tidak pernah diajaknya orang-orang ini dalam rembukan Jokowi, secara politik ini kan nothing (bukan apa-apa), apalagi muktamar, menjadi tidak dianggap. Namanya partai politik harus punya kekuatan atau power politik sekecil apa pun," ucap Adhi.

Dia berharap akan muncul generasi baru di PKB yang bisa menggantikan posisi Muhaimin. Menurut Adhi, banyak kader PKB di daerah-daerah yang sebenarnya berpotensi untuk naik ke kancah nasional.

"Menurut saya banyak juga mereka yang cemerlang dan ini harus dibuka peluang itu sehingga bisa muncul," ujar Adhi.

Muhaimin mengaku enggan maju kembali sebagai calon Ketum dalam forum Muktamar yang akan digelar di Surabaya. Namun sejauh ini, hanya namanya yang mencuat dan diusulkan sejumlah Dewan Perwakilan Wilayah (DPW). (baca: Muhaimin: Lebih Baik Ketum PKB Diganti yang Lain)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com