Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ini Pada ke Mana Anggota DPR? Udah Males Kali, Enggak Kepilih!"

Kompas.com - 26/08/2014, 12:26 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Para anggota Dewan Perwakilan Rakyat tampaknya masih malas menghadiri rapat paripurna setelah berakhirnya proses Pemilu 2014, baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden. Terlebih lagi, masa jabatan mereka akan berakhir pada Oktober mendatang.

Kondisi ini terlihat dalam rapat paripurna, Selasa (26/8/2014). Saat rapat dimulai, dari 560 anggota Dewan, hanya 285 anggota yang hadir di ruang rapat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Rinciannya, Partai Demokrat diwakili 75 orang dari 148 anggota, Partai Golkar diwakili 55 orang dari 106 anggota, dan PDI Perjuangan diwakili 54 orang dari 94 anggota yang terdaftar.

Selain itu, Partai Keadilan Sejahtera diwakili 30 orang dari 57 anggota, Partai Amanat Nasional diwakili 20 orang dari 46 anggota, Partai Persatuan Pembangunan diwakili 18 orang dari 38 anggota, Partai Kebangkitan Bangsa diwakili 11 orang dari 28 anggota, Partai Gerindra diwakili 12 orang dari 26 anggota, dan Partai Hanura diwakili 10 orang dari 17 anggota.

Agenda rapat paripurna kali ini untuk mengambil keputusan terhadap RUU tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian, pengambilan keputusan terhadap RUU tentang panas bumi, pendapat fraksi-fraksi dan pengambilan keputusan terhadap RUU usul inisiatif Komisi I tentang radio televisi RI menjadi RUU DPR, penetapan susunan dan keanggotaan Badan Anggaran DPR, serta pengesahan pembentukan pansus perubahan aturan DPR RI tentang tata tertib.

Lantaran sedikitnya anggota Dewan yang hadir, waktu rapat yang seharusnya dimulai pukul 10.00 WIB akhirnya molor selama 45 menit. Anggota Dewan yang hadir pun jengkel dengan kemalasan rekan-rekannya.

"Ini pada ke mana sih anggota DPR? Udah pada males kali ya, nggak kepilih!" ujar politisi Partai Hanura, Susaningtyas Kertopati, yang terpaksa menunggu sambil berbincang dengan wartawan di luar ruangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com