Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Prabowo Permasalahkan Pemilih Khusus Tambahan Sulsel dalam Sidang MK

Kompas.com - 12/08/2014, 16:27 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Saksi yang dihadirkan tim kuasa hukum Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Ahmad Baskam, menyampaikan masalah tentang jumlah daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) di Provinsi Sulawesi Selatan. Masalah tersebut disampaikan ke majelis hakim konstitusi karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Selatan tidak pernah membuka data tersebut hingga saat ini.

Baskam mengatakan, proses rekapitulasi di Sulawesi Selatan digelar pada 18-19 Juli 2014. Saat proses rekapitulasi memasuki hari kedua, Ketua Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia Muhammad hadir di lokasi dan meminta masalah DPKTb diselesaikan agar tidak sampai ke persidangan di Mahkamah Konstitusi.

"Karena data DPKTb itu tidak pernah diberikan dan kami sampaikan di formulir keberatan saat proses rekapitulasi di Provinsi Sulsel," kata Baskam dalam sidang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) presiden dan wakil presiden di Gedung MK, Jakarta, Selasa (12/8/2014) siang.

Dalam catatannya, kata Baskam, jumlah daftar pemilih tetap di Sulawesi Selatan sebanyak  6.426.837 orang. Adapun jumlah daftar pemilih tambahan (DPTb) mencapai 10.473 orang dan DPKTb sebanyak 85.196 orang. Dari jumlah tersebut, pemilih di Sulawesi Selatan yang menggunakan hak pilihnya mencapai 4.274.615 orang dengan jumlah suara sah 4.251.883 orang dan suara tidak sah mencapai 22.732 orang.

Baskam mengungkapkan, data mengenai DPKTb diperlukan untuk melakukan pencermatan atas identitas pemilih dalam DPKTb. Jumlah DPKTb terbesar di Sulawesi Selatan berada di Makassar, yakni sekitar 45.000 pemilih DPKTb dan Kabupaten Gowa dengan jumlah sekitar 11.000 DPKTb.

Kepada majelis hakim, Baskam menyampaikan bahwa KPU Provinsi Sulawesi Selatan tidak bersedia membuka data DPKTb dengan alasan datanya masih berada di tingkat kelurahan dan kecamatan. Meski begitu, halangan tersebut tidak berlaku saat KPU membuka kotak suara untuk mencari bukti persiapan sidang PHPU dan menindaklanjuti surat edaran KPU tentang pembukaan kotak suara.

"Tapi, kenapa pada 23 Juli KPU membuka kotak suara? Katanya untuk bukti PHPU di MK dan sejalan dengan surat KPU," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com